Kamis, 03 April 2014

Kitab Mangala Bulan

Kitab Mangala Bulan menerangkan tentang cerminan kekuatan Allah. Kitab ini menceritakan kekuatan manusia dalam menjalani hidup termasuk bumi dan seni bela diri batak dalam menjalani hidup sehari-hari.

Laklak Debata Bulan (Kitab Debata Bulan)
Laklak Debata Bulan adalah cerminan kekuatan Mulajadi Nabolon dan berlambangkan Darah Merah.
Mulajadi Nabolon bersabda kepada Debata Bulan :
“Aku akan membuat namamu Debata Bulan yang bulat di pokoknya yang mekar di ujungnya yang tinggi seperti gunung Sinabung yang besar. Mulanya pengetahuan dan kajian, mulanya orang baik dan mulanya peperangan, punya pisau dua kali tujuh, yang punya jengkol yang dapat dikait, dan pete yang dapat dijangkau tangan, yang punya rantai besi, punya pengetahuan yang benar yang berbaju merah, dan punya kuda merah yang membuka mulut manusia mengetahui yang manis dan yang pahit”.

Di dalam kitab ini banyak mengandung ilmu kesaktian, seni beladiri, darah dan cara-cara yang digunakan oleh manusia agar dapat bertahan hidup termasuk kesehatan dan bela diri juga mengenai kekuatan bumi antara lain :
Naga Padohani Aji adalah kekuatan Mulajadi Nabolon untuk memegang pusaran bumi. Kekuatan ini berlambang merah sebab pada dasarnya tanah berwarna merah (tano rara) dan apabila Naga Padohani Aji tidak dihormati maka dia akan mengguncang bumi yang mengakibatkan gempa bumi. Itu sebabnya masyarakat batak masih tetap mengadakan budaya ritual untuk mangala bulan serta Naga Padohani Aji, agar bumi ini tetap utuh, namun pada jaman sekarang para orang batak yang telah lupa akan budayanya sendiri sudah sangat jarang mengadakan pesta ritual ini setelah agama Kristen masuk ke tanah batak.

Mangala Bulan berkata kepada manusia :
" Satukanlah darahmu dengan darahku melalui nafas yang telah kuberikan kepadamu maka segala sesuatunya yang kamu inginkan akan terwujud ".
Menurut isi ayat ini menerangkan bahwa darah manusia ada sembilan macam antara lain : Hitam, Ungu, Merah, Kuning, Putih, Biru, Hijau, Abu-abu dan coklat.
Jika di dalam biologi darah manusia hanya dua macam tetapi menurut Siraja Batak darah manusia ada sembilan macam dan darah tersebut ada pada tubuh manusia.
Letak sembilan macam darah pada tubuh manusia :
Darah Hitam berada pada rambut manusia.
Darah Ungu berada pada ubun-ubun manusia.
Darah Merah berada pada tubuh manusia.
Darah Juning berada pada kuku manusia.
Darah Putih berada pada tubuh manusia.
Darah Biru berada pada empedu manusia.
Darah Hijau berada pada bungkus empedu.
Darah Abu berada pada kulit dalam.
Darah Coklat berada pada kulit manusia.
Darah Tuhan ada pada alam raya yaitu di dalam perputaran waktu siang dan malam. Letak sembilan darah Tuhan pada alam raya :
Darah Tuhan Hitam : berada pada malam hari yang gelap gulita tanda ada bulan dan bintang.
Darah Tuhan Ungu : Sebelum matahari terbit pada pagi hari, maka akan lebih dulu cahaya ungu keluar.
Darah Tuhan Merah : Setelah warna ungu datang maka muncullah matahari dari dalam warna ungu tersebut, ini dapat kita lihat pada jam 4 pagi dan memandang dari atas bukit.
Darah Tuhan Kuning : Apabila matahari telah terbit pada pagi, maka matahari yang keluar warna merah tadi akan berangsur menjadi kuning pada saat memisahkan malam dan siang.
Darah Tuhan Putih ini terlihat setelah siang, dimana akan muncul embun putih pada siang hari.
Darah Tuhan Biru : itu adalah langit. Setelah matahari bersinar terang, maka langit biru akan terang juga.
Darah Tuhan Hijau : Darah Hijau in berada tumbuhan yang ada di muka ini.
Darah Tuhan Abu-abu : berada pada embun warna abu-abu, biasanya ini terlihat pada saat hujan mau turun.
Darah Tuhan Coklat : Darah Coklat ini ada pada tanah.

Demikian letak-letak darah manusia dan darah Tuhan.

Cara Menggunakannya :

Mulajadi Nabolon Tuhan Yang Maha Esa berfirman :
“Wahai engkau manusia apabila engkau dapat menyatukan darah-darahku dengan darahmu, maka segala sesuatu yang kau inginkan akan terkabul. Namun hati-hatilah menggunakannya agar engkau jangan jatuh ke dalam dosa”. Didalam kehidupan orang batak jaman dulu pada prinsipnya hidup manusia menggunakan darah hitam disebut Batara Guru yang melambangkan rahasia dan kebijakan manusia. Didalam darah putih ada Batara Sori yang melambangkan kesucian, kemurnian, kebenaran dan sopan santun manusia. Didalam darah merah ada Batara Bulan yang melambangkan kekuatan. Jati diri pribadi batak ada pada warna yang tiga yaitu : merah, putih, hitam.
Merah : Kekuatan.
Putih : Kebenaran.
Hitam : Kebijakan, rahasia
Itu sebabnya orang batak selalu mengikatkan benang tiga warna pada tangan, kekepala dan ke pakaian sebab tiga warna tersebut adalah perpaduan tiga benua yaitu Benua Atas, Benua Bawah dan Benua Tengah.
Di dalam buku ini saya hanya menuturkan cara menyatukan darah putih Tuhan dengan darah putih manusia, tidak diterangkan cara menyatukan darah Tuhan dengan darah manusia yang delapan , sebab manusia sangat berat untuk menahan amarah dan kehendaknya namun demikian setiap manusia yang dapat menyatukan darah putih Tuhan dan darah putih manusia itu sudah merupakan suatu keajaiban sebab Tuhan berkata : “Apabila engkau dapat menyatukan darah putihmu dengan darah putihku, maka engkau akan berhati mulia dan segala penyakit akan jauh darimu”.

Cara menyatukan darah putih Tuhan dengan darah putih manusia :

Siang hari pada saat matahari cerah, pandang dan tataplah kelangit. Kamu akan melihat embun putih yang sangat bersih, pastikan bahwa embun tersebut berada dalam pikiranmu dan khayalanmu yang mana setiap saat dapat kamu ingat untuk selamanya.
Duduk bersila, kemudian berdoalah menurut agama dan kepercayaan masing-masing.
Ingatlah embun putih bersih yang kamu pandang pada siang hari itu.
Tariklah nafas dengan membayangkan menarik embun putih masuk ke dalam pernafasan, dan pastikan pada saat menarik nafas engkau juga menarik embun putih ke dalam tubuhmu.
Saluran pernafasan ada dua, satu ke perut dan yang satu ke jantung dan hati. Namun nafas yang kamu hirup bersama embun putih akan kau hirup ke dalam jantung dan hati.
Dalam pemusatan pikiran kamu kadang kala akan kedatangan warna lain dalam pikiranmu. Jangan tarik nafas apabila embun belum bulat bersih warna embun putih di dalam pikiranmu.
Apabila kamu sudah berhasil menarik nafas bersama embun putih kedalam tubuhmu maka tubuhmu akan terasa getaran lembut itu tandanya telah berhasil.
Gunakanlah pernafasan pengaturan darah ini di dalam setiap bernafas, maka segala niat jahat akan hilang dari pikiranmu dan tubuhmu akan jauh dari penyakit dan marabahaya.
Apabila kamu sudah berhasil maka kamu akan dapat membantu orang-orang yang sakit.
Penyatuan darah putih ini tidak sama caranya dengan penyatuan darah yang delapan tadi dan jangan mencoba penyatuan darah putih ini dengan penyatuan darah yang lain sebab lain darah lain cara penyatuannya,

Jumat, 28 Maret 2014

Silahisabungan bertapa diharangan Hole.

Tano Siodung – odung, dinegeri Pangururan, tempat pertemuan air danau Toba, tanah perpisahan pulau samosir merupakan takdir Tuhan Yang Maha Kuasa. Demikianlah diibaratkan perpisahan Siraja Oloan dengan Abangnya Silahisabungan adalah merupakan takdir yang tak dapat dielakkan. Tinggallah Siraja Oloan di Pengururan dan kawin dengan Boru Limbong, kemidian pindah ke Bakara dan Kawin dengan Boru Pasaribu.

Silahisabungan terus melanglang buana hidup sebatangkara. Dia berangkat dari tanah Siogung ogung berjalan kaki ke Aek Rangat dikaki dolok Pasukbukit, terus ke tulas, Bonandolok sampai ke Hasinggaan. Dari Hasinggaan naik kebukit dan masuk keharangan Hole, suatu hutan belantara yang tak pernah diinjak manusia. Setelah tiba pada sebuah kayu rindang dia berteduh mengaso melepaskan lelah. Karena capeknya dalam perjalanan Silahisabungan jadi tertidur. Pada waktu itu turun hujan gerimis disertai Guruh dan Halilintar. Suara guruh dan halilintar tidak dirasakan Silahisabungan saking pulasnya tertidur.

Setelah hujan berhenti, guruh dan halilintar reda, berembus angin sepoi – sepoi, Silahisabungan pun bangun dari tempat tidurnya. Pada saat itu datang suara yang menakutkan dari atas pohon rindang itu : Hei, anak manusia siapa kau yang berani tidur sitempatkuyang angker ini ? nyawamu akan kucabut dan badanmu akan kuserahkan kepada binatang buas yang menjaga tempat ini, “ katanya.”

Silahisabungan terkejut mendengar suara itu. Diperhatikan sekelilingnya tidak ada manusia dan iya yakin itu adalah suara keramat yang berkuasa dihutan itu. Dengan sopan dan sembah sujud Silahisabungan menjawab : “ Ya, Ompung, aku adalah anak yang bernasib malang yang datang dari Toba Balige. Membawa luka dihati karena tindakan sibagot ni Pohan dalam Horja Sakti, “ katanya sambil menerangkan perpisahan dengan Sipaettua dan Adiknya Siraja Oloan yang tidak dapat dilupakan. Dengan suara lembut didengarnya lagi suara : “ Hei anak Manusia, kau adalah orang yang teguh pendirian, tutur sapamu sangat menawan deritamu sungguh mengagumkan. Lihatlah kesebelah kananmu, disitu ada barang bernama Tumbaga Holing, berisi bermacam – macamilmu ( raksa ni sidatuon dohot raksa ni harajaon ). Baca dan pelajarilah isinya dalam – dalam agar kau nanti menjadi datu bolon yang termansyur dan seorang raja yang perkasa.“

Dengan rasa hormat dan sujud semua perintah itu dilaksanakan Silahisabungan. Dia berdiri dan memeriksa tempat yang ditunjuk, memang benar ia menemukan Laklak Tumbaga Holing yang berwarna merah, hijau dan Hitam. Kemudian didengarnya suara : “ Sekarang bulan tula ( Bulan purnama ) hingga bulan tula ( bulan purnama ) yang akan datang, kau harus tinggal ditempat ini membaca dan memperdalam ilmu yang terdapat dalam Tumbaga Holing ini.

Tahankan lapar dan dahaga, lawan binatang buas dan ular berbisa, Baca dan pelajari Tumbaga Holing sampai Tamat. Bila datang cobaan atau mara bahaya, lipat tumbaga holing pajamkan mata, pusatkan pikiran jangan ragu semua akan berlalu, kau pasti menang segala cobaan dan mara bahaya akan hilang. “ katanya.

Silahisabungan mendengar perintah itu dengan tekun dan berjanji akan menuruti dengan sungguh sungguh. Selama tigapuluh hari tigapuluh malam Silahisabungan bertapa di Harangan Hole. Pada hari artia ni holom, tujuh hari sesudah hari purnama purnama datang cobaan. Rasa lapar dan haus yang tiada terhingga datang menggoda, mau melemahkan iman. Silahisabungan melihat tumbaga holing lalu memejamkan mata memusatkan pikiran. Kemudian mendengar suara : “ kau sudah lapar dan haus. Didepanmu ada jeruk purut ( unte Anggir ) dan pisau lipat. Belahlah jeruk itu dengan pisau dan minum airnya. “Silahisabungan melaksanakan petunjuk itu, rasa lapar dan haus jadi hilang.

Pada hari artia bulan berikutnya atau 14 hari bertapa datang cobaan kedua. Silahisabungan mau diserang tawon dan ular berbisa ( harinuan dohot ulok dari ) yang datang dari segala penjuru. Dilipatnya Tumbaga Holing, dipejamkan mata dan dipusatkan pikirannya, tawon dan ular berbisa jadi menghilang. Lalu didengarkannya suara : “ didepanmu terletak jeruk purut dan pisau tumbuk lada. Minumlah air jeruk itu dan pisau tumbuk lada yang sebilah ini simpan dengan baik dan kasiatnya pada Tumbaga Holing. Silahisabungan menuruti perintah itu dengan baik.

Pada hari artia ni angga atau 21 hari bertapa, datang lagi cobaan. Dilihatnya binatang buas (Harimau, Singa ) mau menerkamnya. Silahisabungan melipat Tumbaga Holing, memejamkan mata dan memusatkan pikiran. Tak berapa lama binatang buas menghilang.  Kemudian didengarkannya : “ didepanmu terletak jeruk purut dan pisau Halasan ( Pisau Harajaon ). Minumlah air jeruk itu dan Pisau Halasan ini simpan baik dan baca kegunaannya dalam Tumbaga Holing.

Pada hari purnama (Tula) bulan berikutnya merupakan hari terakhir masa pertapaannya datang cobaan alam yang paling menakutkan. Pada waktu itu datang hujan lebat disertai Angin putting beliung. Guruh dan Halilintar bersaut – sautan, tanah bergetar terasa akan runtuh. Silahisabungan melipat Tumbaga Holing dan menjunjung di atas kepala, mata dipejamkan, pikiran dipusatkan kepada Mulajadi Nabolon. Tidak berapa lama hujan berhentiangin dan halilintar jadi reda. Kemudian didengarnya suara : “ sekarang sudah hari purnama ( Tula ), Sudah 30 hari 30 malam kau bertapa dikeramat Namar Tua Dalan ( Tongkonan Namartua Dalan ).

didepanmu terletak jeruk purut, pisau bengkok bermata dua dan tombak sedepa yang dapat dipanjangkan (piso sigurdung sidua baba dohot siorlombing sadopa ). Bangkitlah dan mandi disungai cuci badanmu dengan jeruk purut itu pisau bengkok dan tombak sedepa simpan baik – baik. Baca kasiatnya dalm Tumbaga Holing. Sekarang berangkatlah kau tinggalkan tempat ini. Kau sudah menjadi manusia sakti. “ na siat marpangidoan tu mulajadi Nabolon “ ( yang dapat meminta langsung kepada tuhan Yang Maha Kuasa ),” katanya.

Silahisabungan pergi mandi, dibersihkan badan dengan jeruk purut. Badan yang penat kembali segar bugar. Selesai mandi ia berkemas, lakla Tumbaga Holing dan Barangnya disimpan dalam tas ( gampil )nya. Ia meneruskan perjalanannya kearah utara dan tiba diatas bukit simandar, dilihatnya ke bawah terdapat danau yang sangat luas dan dipantai baratnya nampak hamparan tanah yang datar. Kemudian dipandangnya arah kebaligo tidak nampak lagi apa – apa karena dihalangi dolok pasukbuhit dan pulau samosir. Ia turun kebawah melalui lereng laksabunga, dan dilihatnya tanah yang terhampar adalah tanah yang subur, karena asap api di Balige tidak mungkin lagi nampak maka ia jadi berkenan tinggal disitu, yang kemudian daerah itu disebut Silalahi Nabolak.

Setelah tiba di Silalahi Nabolak, Silahisabungan membangun pondok tempat tinggalnya, dibuatnya bubu untuk menangkap ikan disungai. Setiap hari silahisabungan mambaca dan mempelajari isi Tumbaga Holing, diketemukannya ilmu kesaktian yang dapat berlayar di atas air dengan sebuah daun sumpit. (Gulung Sumpit ). Dan ilmu silompit dalan ( ilmu yang mempercepat perjalanan ). Ditemukannya ilmu Hadatuon, hasiat barang – barang yang diterima :
  1. Piso lipat , adalah alat membelah jeruk purut untuk menyembuhkan segala penyakit buatan manusia.
  2. Piso tumbuk lada, adalah alat menyembuhkan,segala penyakit yang dibuat hantu dan setan-setan.
  3. Piso halasan , adalah alat kerajaan dan alat membunuh musuh diwaktu perang.
  4. Piso sigurdung sidua baba, adalah alat yang paling tinggi memusnahkan musuh dan melindungi diri-dari segala marabahaya.
  5. Siorlombing sadopa (hujur) adalah alat serba guna yang dapat dipakai sebagai tongkat petunjuk jalan kehidupan atau anak busur yang dapat mematikan lawan.
Dengan sebuah daun sumpit ( bulung sumpit ) dilayarinya danau yang sangat luas itu, yang kemudian disebut Tao Silalahi.  Setelah berbulan – bulan Silahisabungan di silalahi dia didatangi sorang raja Pakpak, bernama Raja Parultop.

Perpisahan Sipaetua , Silahisabungan dan siraja Oloan

Setelah menerima jambar “ horja Sakti dan saling merestui dengan Raja Sibagot Nipoahan, Sipaetua, Silahisabungan, dan Siraja Oloan pergi meninggalkan Lumban Gorat Balige. Mula – mula mereka pergi ke Mual Sibuti mengambil air minum sebagai bekal hidup dikemudian hari. Mereka mengisi air kedalam tabu tabu ( kendi dari buah labu ) dan mengambil tanah tiga kepal ( Tolu Pohul ) lalu dimasukkan kedalam gampil ( tas terbuat dari kulit ) masing – masing. Kemudian mereka mengikat perjanjian, bahwa mereka bertiga dan keturunannya tidak akan mengikuti adat kebiasaan Raja Sibagot ni Pohan. Dalam pembagian jambar maupun pintu rumah harus dirubah. Bila ada pesta besar diantara mereka dan keturunan harus lebih  dahulu diberikan Jambar mereka bertiga harus jambar Sibagot ni Pohan. Perjanjian yang mereka buat ini masih berlaku di Toba holbung antara keturuanan SIpaet Tua, Silahisabungan, Siraja Oloan dengan Sibagot ni Pohan. 
 
Mula –mula mereka pergi kearah timur ( porsea ) sekarang , dan setelah tiba didaerah Laguboti sekarang meraka berhenti .di daerah ini mereka tinggal beberapa hari untuk  memeriksa lahan pertanian .Ternyata daerah itu adalah tanah yang subur sehinggamereka bermaksud tinggal disitu. Tetapi karena asap api Sibagot ni Pohan masih nampak, Silahisabungan tidaberkenen di daerah itu , sedang Sipaettua yang sudah capek memeriksa daerah itu . Keturunannyalah yang tinggal di Laguboti sekarang . Silahisabungan dan Siraja Oloan pergi melalang buana meninggalkan Sipaettua setelah mereka saling memberi restu dalam perpisahan yang memilukan .

Silahisabungan dan Siraja oloan mula – mula pergi kearah dolok Tolong untuk mencari tanah dibalik gunung itu . Tetapi karena mereka ketahui anak Boru Basopaet ( Toga sumba , Toga Sobu dan Toga Pos pos ) telah tinggal di Humbang , mereka merobah haluan. Mereka turun ke Meat , terus berjalan ke Muara dan Bakara . Mereka periksa daerah itu berminggu – minggu dan telah berniat tinggal disitu .
Tetapi pada suatu hari Silahisabungan naik kepebukitan Bakara dan Melihat asap api di Balige, maka niatnya tinggal disana dibatalkan. Siraja Oloan menetapkan hati akan tinggal di Bakara, tetapi karena sumpah Silahisabungan kepada Sibagot ni Pohan dan sulit dirasanya berpisah dengan Silahisabungan, maka usul meninggalkan Bakara diturutinya. Mereka pergi melanglang buana dari bakara ke Janjinraja, Sabulan, Tamba, Sihotang terus ke Pengururan. Perjalanan yang berbulan – bulan ini membuat mereka jadi lelah dan mengaso ditano Siogung – ogung, pardomuan ni Toba parsinganan ni pulo Samosir. Disinilah perpisahan Siraja Oloan dengan abangnya Silahisabungan sangat mengharukan dan memilukan.

Berita Horja Sakti Sibagot ni Pohan

Setelah Siraja Hutalima meninggal dunia, Kesehatan Tuan Sorba ni Banua mulai menurun dan sakit – sakitan. Untuk menjalankan tugas – tugas kerajaan, Sibagot ni Pohan dikawinkan dan dinobatkan menjadi Raja pengganti Tuan Sorba ni benua. Setelah lama menderita sakit akhirnya Tuan Sorba ni Banua meninggal Dunia.

Berselang beberapa tahun, terjadi musim kemarau yang berkepanjangan mengakibatkan tanam tanaman disawah mati kekeringan dan ternak (kerbau, lembu, kuda) menjadi kurus karena rumput rumputpun tak ada yang tumbuh. Raja Sibagot ni Pohan mulai pusing memikirkan malapetaka yang menimpa negeri. Kemudian dia memanggil “ Datu parmanuk diampang,” ( dukun yang pandai melihat tanda  tanda dari seekor ayam yang dipotong dan ditutup dengan bakul ) untuk menanya apa gerangan penyebab maka terjadi musim kemarau yang berkepanjangan. Dukun yang melaksanakan acara ritual itu mengatakan : “ mamereng boa – boa ni parmanuhon on, ingkon elehon do sahala ni ompu, paluan ogung sabangunan jala lahaton horbo sitingko tanduk asa udan paremean. “ ( melihat tanda – tanda dari ayam yang dipotong ini, harus dibujuk sahala nenek moyang dengan memukul gendang dan memotong kerbau besar, baru turun hujan pemberi berkah ).

Mendengar petunjuk yang diberikan dukun itu Raja Sibagot ni Pohan berjanji akan memenuhinya. Lalu mengumpulkan penduduk negeri memberitahukan akan diadakan Horja Sakti mengelek sahala ni ompu. Pada saat perundingan itu Raja Sibagot ni Pohan mengatakan kepada adiknya Sipaettua, Silahisabungan dan Siraja Oloan : “ Ala Maol do luluan borotan dohot umbu – umbuan na Porlu tu Horja Sakti on, hamu na tolu ma borhat tu harangan laho mamulung. “ ( karena sulit mencari kayu borotan dan ramuan yang perlu untuk Horja Sakti ini kalian bertigalah pergi kehutan untuk mengumpulnya.)
Mendengar perintah raja Sibagot ni Pohan itu, ketiga adiknya tercengang. Mengapa harus kami yang disuruh ? demikian terlintas dibenak mereka masing – masing. Walaupun mereka merasa kecewa, perintah Raja Sibagot ni Pohan tetap dilaksanakan. Mereka berangkat ke Harangan Leok ( hutan Leok ) arah Tambunan sekarang. Dalam perjalanan dari balige ke harangan leok, Sipaettua, Silahisabungan dan Siraja Oloan memperbincangkan pemikiran Abang Mereka Raja Sibagot ni Pohan yang tega menyuruh mereka pada hal masih banyak orang lain yang patut disuruh. Karena merasa kecewa, timbul niat tidak mengikuti horja Sakti itu, lalu mereka berkeliling di Harangan Leok menunggu selesai Upacara Horja Sakti.

Setelah diperhitungkan hari pelaksanaan pesta selesai mereka kembali dari harangan leok dan pura  pura tergopoh – gopoh membawa borotan dan pulung – pulungan ( ramuan) kehalaman rumah di Lumban Gorat Balige.

Mereka seakan terkejut melihat borotan yang sudah layu dihalaman rumah itu dan berseru memanggil Raja Sibagot ni Pohan dan Bertanya : “ Bang, inilah Borotan dan Ramuan yang kami ambil dari harangan Leok. Sangat Sulit Mencari Ramuan ini Sehingga kami terlambat pulang. Kulihat dihalaman rumah ada sudah borotan yang layu, apa yang terjadi ? “ Kata Silahisabungan. Dengan senyum dan Ramah Raja Sibagot ni Pohan menjawab : “ Terima Kasih, terima kasih adik sayang. Kalian sehat – sehat semua. Kusangka ada terjadi malapetaka dihutan karena kalian tak pulang. Karena hari yang ditentukan dukun sudah tiba, Horja Sakti sudah selesai dilaksanakan. Borotan dan ramuan yang kalian bawa ini baiklah kita simpan untuk Horja Sakti kelak, Katanyan Membujuk adik adiknya itu .  Dengan tegas Silahisabungan berkata : “ Pantang Ucapanmu Itu . Tak Baik Kita mohon agar terjadi Lagi musim kemarau yang Berkepanjangan “ . Lalu ditimpali Sipaittua dan Siraja Olloan “ Ah…., memang Abang Kurang bijak. Mana mungkin kami adikmu sebagai suhut disuruh mengambil borotan dan pulung pulungan. Kan masih ada orang lain ? Nah, kami serahkan kepada Silahisabungan mengambil keputusan. rupanya mereka bertiga sudah berjanji, bila Horja Sakti dilaksankan Raja Sibagot ni Pohan merek akan meninggalkan kampung halaman.

Dengan suara lembut dan meyakinkan Silahisabungan berkata :“ Abang sebagai raja dinegeri ini telah mempermalukan kami. Apa kata penduduk negeri ini, kami sebagai suhut sudah dianggap jadi anak pungut, kau laksanakan Horja Sakti tanpa kami hadiri. Kami sebagai adik kandungmu tidak kau hargai, memang tindakanmu itu tidak manusiawi. Untuk menjaga harga diri, lebih baik kami menjauhkan diri. Berangkatlah kami bertiga tinggallah abang seorang diri, mudah – mudahan mula jadi memberikan rejeki “.
 
Raja Sibagot ni Pohan terpelongoh mendengar kata – kata dan ucapan Silahisabungan yang menyayat hati. Memang benar tuntutan adikku ini, tetapi apa mau dibuat nasi sudah menjadi bubur. Sebagai raj takmungkin mengalah, lalu berkata : ” sudahlah Silahisabungan, kalau soal jawab tidak ada tandinganmu, terserah kalian bertiga apa permintaanmu tidak saya larang, 

Mendengar kata Raja Sibagot ni Pohan yang kurang persulasif ini Silahisabungan marah dan berkata “sudahlah, mana jambar { bagian ) kami dalam Horja Sakti itu, Supaya kami berangkat dari kampong ini . kami tidak perlu lagi brhubungan dengan kau, sedang asap apimupun tidak boleh kami lihat dan bila ada pohon pisangku yang berbuah menyembah kekampung ini akan saya tebang.“

Demikianlah akhir pesta Horja Sakti Sibagot ni Pohan yang menimbulkan perpisahaannya dengan adiknya si paetua, Silahisabungan dan siraja Oloan. Dalam berita ini nampak karakter Silahisabungan yang berpendirian teguh dan tak ada tanggungannya dalam soal jawab.

Permasalahan di tengah - tengah keturunan si Raja Batak terkhususnya keturunan Raja Silahi Sabungan

Suatu yang lazim memang kalau sekarang antar keturunan suatu marga ada pertengkaran atau perselisihan yang tidak berujung akhirnya. Apa sebenarnya yang menjadi tujuan dari perselisihan itu..??
Tidak ada gunanya.. kita meributkan suatu marga kita yang seharusnya menjadi cambuk bagi marga tersebut dan bisa merusak kekayaan marga batak yang ada di seluruh keturunan si Raja Batak.
Banyak persoalan yang timbul diakibatkan karena persoalan siapa siabangan siapa siadekan, cerita turun temurun yang berbeda - beda, peninggalan yang terkadang tidak dimasuk akal, siapa yang pantas jadi raja, persoalan kebenaran dan tidak benarnya suatu keberadaan serta hal - hal lainnya yang sebenarnya bisa didudukkan dan dibicarakan secara Forum Besar bersama. Tidak perlu berdebat hingga merasuk ke dunia maya Facebook, Twitter dan segala macamnya.
Contoh seperti kami keturunan Raja Silahi Sabungan, Pengakuan setiap pengakuan diadakan tapi alhasil selalu ada perdebatan untuk unjuk tanding debat mengenai turasi - turasi yang ditinggalkan oleh leluhur2nya dahulu atau Opung dari Opung terdahulu.

Memang bagi orang batak mempertahankan apa yang sudah diturunkan secara turun temurun apa lagi sudah beberapa generasi terlewati itu harus dipertahankan dan dipegang teguh. Tapi apakah selama itu semua yang ditinggalkan pasti benar semua.?? tidak mungkin bisa mencapai 99% atau 100 % benar.. waw.. kita harus melihat semua ini secara nyata.

Seperti di keturunan Raja Silahi Sabungan, menurut dari Pengakuan (versi) Silalahi Nabolak Opung Raja Silahi Sabungan memiliki 2 istri, 8 anak dan 1 boru yaitu :

Istri I : Pinggan Matio Br. Padang Batanghari, anak2nya dan borunya :
 1. Loho Raja
 2. Tungkir Raja
 3. Sondi Raja
 4. Butar Raja
 5. Bariba Raja
 6. Debang Raja
 7. Batu Raja

  Borunya : Deang Namora br. Silahi Sabungan / Silalahi

Istri II : Simillingiling Br. Mangarerak / Siboru Nailing Br. Nairasaon , anaknya :

Tambun Raja / Si Raja Tambun

Tapi menurut Pengakuan dari Tolping / Pangururan, versi mereka mengatakan :

Istri Pertama : Pinta Haomasan br. Simbolon (sekarang berganti menjadi Br. Baso Nabolon)
 anaknya : Silahi Raja

Istri Kedua : Pinggan Matio Br. Padang Batanghari
anaknya : Loho Raja, Tungkir Raja, Sondi Raja, Butar Raja, Bariba Raja, Debang Raja, Batu Raja

Istri Ketiga : Simillingiling br. Mangarerak
anaknya : Si Raja Tambun

Coba perhatikan perbedaan mengenai tarombo yang diatas.. terdapat letak perbedaan bahwa dari versi Silalahi Nabolak mengakui bahwa yang anak pertama adalah Loho Raja (Sihaloho) sedangkan dari versi Tolping / Pangururan bahwa Silahi Raja (Silalahi) lah yang anak pertama.

Ini merupakan pertikaian yang sudah berjalan hingga sekarang hingga sampai ke dunia maya spt Facebook, Twitter dan lainnya. Ini sungguh membahayakan bagi generasi generasi penerus keturunan Raja Silahi Sabungan.

Mengapa sampai sekarang ini kita tidak bisa bersatu dan berdamai membangun Tonggak Raja Silahi Sabungan seutuhnya..??

Senin, 24 Maret 2014

Mual Pansur Sipitu Dai (Pancuran Tujuh Rasa)

Adalah satu air dengan tujuh buah pancuran yang masing-masing, pancuran mempunyai tujuh sumber mata air, yang masing-masing mengalir sehingga bergabung menjadi satu aliran dalam satu bak yang panjang, kemudian dari bak yang panjang itu dibuat pancuran yang tujuh itu menjadi tujuh macam pula seperti pada sumber mata airnya padahal telah bergabung dalam bak yang panjang. 

Air ini disebut “PANSUR SIPITU DAI” (Pansur Tujuh Rasa), karena pancuran yang tujuh itu mempunyai tujuh macam rasa, ketujuh pancuran ini, dibagi menurut status masyarakat yang ada di Limbong yaitu :
  1. Pansuran ni dakdanak yaitu tempat mandi bayi yang masih belum ada giginya
  2. Pancuran ni sibaso yaitu tempat mandi para ibu yang telah tua, yaitu yang tidak melahirkan lagi
  3. Pansuran ni ina-ina yaitu tempat mandi para ibu yang masih dapat melahirkan
  4. Pansur ni namarbaju yaitu tempat mandi gadis-gadis
  5. Pansur ni pangulu yaitu tempat mandi para raja-raja
  6. Pansur ni doli yaitu tempat mandi para lelaki
  7. Pansur Hela yaitu tempat mandi para menantu laki-laki yaitu semua marga yang mengawini putri marga Limbong
KEANEHANNYA :
  1. Dari tujuh macam rasa yang dari pancuran itu tidak ada satupun seperti rasa air biasa
  2. tujuh macam rasa bersumber dari tujuh mata air telah bergabung dalam satu Labuan (Bak Panjang) tetapi anehnya rasa air yang tujuh macam itu, dapat terpisah kembali, sehingga rasa air yang mengalir melalui pancuran yang tujuh itu menjadi tujuh macam rasanya.
  3. selama bergabung dalam labuan (bak panjang), rasa lainnya hanya satu macam saja, walaupun sumbernya tujuh macam dan keluarnya tujuh macam
  4. apabila air ini diambil dan dibawa ke tempat jauh dan tidak direstui oleh penghuni alam yang ada di tempat itu, maka airnya akan menjadi tawar seperti air biasa.
  5. Mandi di pancuran ini, dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.
  6. apabila ada orang jatuh saat mandi di Pancuran ini, kalau pada saat jatuh kepalanya ke arah hulu, maka ia akan jatuh sakit, tetapi kalau kepalanya ke arah hilir, maka ia akan meninggal dunia.
  7. di pancuran ini, orang dapat berdoa kepada Debata Mula Jadi Nabolon (Tuhan Yang Mah Esa) memohon kesembuhan, memohon agar murah rejeki dan memohon bermacam keinginan lainnya, dan ternyata sudah banyak orang yang telah berhasil memperolehnya.
Bagian  II

Pancur Tujuh Rasa adalah melambangkan angka sakti atau bilangan sakti, karena bilangan tujuh itu adalah bilangan sakti dalam kehidupan ritual bagi suku Batak, dan juga melambangkan beberapa macam keadaan suku Batak.

Adapun berbagai macam keadaan yang dilambangkan Pancur Tujuh Rasa ini ialah :
1. Menurut ahli perbintangan Batak, bahwa dunia ini beserta isinya, di ciptakan oleh Debata Mula Jadi Nabolon (Tuhan Yang Maha Esa) dalam tujuh hari yaitu mulai dari artia hingga samirasa yaitu hari pertama hingga hari ke tujuh, menurut penanggalan Batak jumlah hari penciptaan yang tujuh inilah yang merupakan dasar untuk dikembangkan menjadi nama-nama hari yang tigapuluh untuk mengikuti peredaran bulan mengelilingi bumi selama satu bulan. Jumlah hari yang tujuh itu, sama dengan jumlah hari yang pergunakan kalender Internasional, yang lazim disebut dengan istilah seminggu, namun perbedaan antara kalender Internasional dengan kalender penanggalan Batak ialah : kalender Internasional berpedoman kepada siang, yakni berdasarkan peredaran matahari, yang dimulai dari tengah malam yaitu jam 0.00 sampai dengan yakni jam 0.00. Tetapi penanggalan Batak berpedoman kepada malam yang berdasarkan peredaran bulan yaitu dimulai dengan jam 18.00 (jam 6.00 menjelang malam) sampai dengan jam 18.00.

Adapun nama-nama hari yang tujuh itu, kemudian dikembangkan menjadi tiga puluh, mengikuti peredaran bulan dalam satu bulan, adalah sebagai berikut :
Artia (hari pertama, senin), suma (hari kedua selasa), anggara (hari ketiga rabu), muda (hari keempat kamis), boras pati (hari kelima Jumat), singkora (hari keenam sabtu), samisara (hari ketujuh minggu), artian ni aek, suma ni mangodap, anggara sampulu, muda ni mangodap, boraspati ni tangkop, singkora purnama, samisara purnama, tula, suma ni holom, anggara ni holom, nada ni holom, singkora mora turunan, samisara mora turunan, artian ni angga, suma ni mate, anggara ni begu, muda ni mate, boras pati na gok, singkora duduk, samisara bulan mate, hurung, ringkar.

Kalender Internasional menghitung hari 356 hari atau 12 bulan dalam setahun, tetapi penanggalan batak menghitung hanya 355 hari atau 12 bulan namun sekali 3 (tiga) tahun, ada bulan ke-13 yang disebut bulan lamadu.

Dalam kehidupan suku Batak ada ahli perbintangan yang namanya disebut “Datu Siboto Ari”. Datu Siboto Ari ini dapat mengetahui dan menentukan, hari yang baik, hari yang sial, hari yang naas, hari yang subur dan hari-hari lainnya. Datu Siboto Ari (ahli perbintangan Orang Batak) yang dapat mengetahui dan menentukan mana hari baik dan mana hari sial, bukanlah ilmu ramal-meramal tetapi sesuai dengan ilmu pengetahuan yang mereka kuasai maka mereka dapat membaca dan mengartikan situasi yang akan terjadi pada saat-saat tertentu, atau hari-hari tertentu sesuai dengan pengaruh dan hubungan letak dan posisi bulan pada garis edarnya dan akibatnya terhadap manusia.

Jadi jelaslah bahwa ilmu perbintangan Batak itu bukanlah ilmu ramal meramal, melainkan adalah ilmu pengetahuan alam atau ilmu hukum alam. Menurut ilmu perbintangan batak bahwa manusia itu sangat erat kaintannya dengan alam semensta, sehingga letak dan posisi bulan pada garis edarnya, ini sangat berpengaruh dan mempunyai akibat tertentu, terhadap kehidupan manusia maka oleh karena itu untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu, harus dipilih hari yang baik. Para Datu Siboto Ari (Ahli Perbintangan Batak), pada umumnya mereka menuliskan ilmu pengetahuan perbintangan itu pada sepotong bambu yang disebut “Bulu Parhalaan”.

Didalam bulu parhalaan ini dituliskan daftar hari baik dan hari sial serta hari-hari lainnya, sesuai dengan pengaruh dan akibat letak posisi bulan pada garis edarnya terhadap manusia yang berhubungan dengan bentuk pekerjaan yang akan dikerjakan dan juga disesuaikan dengan tingkatan status orang yang akan mengerjakan pekerjaan itu. Hanya sayang Bulu parhalaan itu, sangat sederhana sekali, jadi masih memerlukan usaha kita sekarang untuk menyempurnakannya, sehingga menjadi ilmu yang sangat bermanfaat luas dalam kehidupan manusia.

2. Pansur Sipitu Dai (Pancur Tujuh Rasa) juga melambangkan bahwa penguasa Alam Semesta, bersemayam pada tingkatan langit yang Ketujuh, dan pada lapisan awan yang ketujuh. Hal ini dapat kita lihat dalam Tonggo-tonggo si Raja Batak (Doa Siraja Batak) sewaktu si Raja Batak mengadakan upacara persembahan menyembah Debata Mulajadi Na Bolon di Puncak Dolok Pusuk Buhit, dengan Tonggo-tonggo (Doa sebagai berikut) :
Hutonggo hupio hupangalu alui ma hamu ompung, Debata Mula Jadi Nabolon, dohot tamu ompung Debata Natolu, natolu suhu natolu harajaon, namanggomgomi langit dohot tano, dohot jolma manisia”. (Aku berdoa, menyebutkan dan berseru padamu Tuhan, Tuhan Yang Maha Kuasa, Tuhan dengan Tiga nama Tuhan dengan kekuasaan, tiga kerajaan, yang menguasai langit bumi serta segenap isinya).

Mula ni dungdang mula ni sahala, Siutung-untung nabolon, silaeng laeng mandi, Siraja inda-inda, siraja indapati. (Awal dari “dungdang” awal dari kharisma, Siuntung-untung na bolon, burung layang-layang, Siraja inda-inda, Siraja idapati).

Napajungjung pinggan, dihos ni mataniari, Nahinsa-hinsa suruon, nagirgir mangalapi, nasintak sumunde-sunde, nauja manotari, siboto unung-unung, nauja manangi-nangi. (Yang menjingjing piring di tengah teriknya matahari, yang gampang disuruh, dan mudah jemput, yang maha tau apa yang dibicarakan, serta yang peka).

Napabuka-buka pintu, napadung-dang dungdang ari, napasorop-sorop ombun, di gorjok-gorjok ni ari, parambe-rambe nasumurung, sitapi manjalahi, napatorus-torus somba, tu ompunta Mulajadi. (Yang membuka pintu, yang menentukan hari, yang meneduhkan hari, diatas teriknya panas mata hari, menenangkan yang panas hati, dan menunjukkan jalan yang baik, yang meneruskan doa kepada Tuhan).

Tuat ma hamu ompung, sian ginjang ni ginjangan, sian langit ni langitan, sian toding banua ginjang, sian langit na pitu tingka, sianombun na pitu lampis, sian bintang na marjombut, tu lape-lape bulu duri, sian mual situdu langit, tu gala-gala napul-pulan, hariara sangka mandeha, baringin tumbur jati, disi do partungkoan ni ompunta Mulajadi. (Datanglah Engkau ya Tuhan, dari tempat yang Maha Tinggi dari atas langit, serta alam semesta. Dari langit yang ketujuh dan dari awan yang ketujuh lapis, “sian bintang najorbut, tu lape-lape bulu duri”. Dari mata air menuju langit, tu gala-gala napulpulan. Hariara sangka mendeha, baringin tumbur jati, disitulah bersemayam, Allah Bapak maha Pencipta langit dan bumi).
Jadi dalam tonggo-tonggo ini, jelas kita mengetahui bahwa Allah Pencipta alam, bersemayam di langit yang ke tujuh.

3. Pansur si Pitu Dai (Pancuran tujuh rasa), juga melambangkan bahwa ramuan obat-obatan tradisionil Batak, banyak yang harus bersyarat tujuh misalnya : harus tujuh macam, harus tujuh kali, harus tujuh buah, harus tujuh lembar, atau harus tujuh potong.

4. Pansur sipitu Dai (Pancur tujuh rasa), juga melambangkan tata tertib acara margondang (acara Gendang Batak). Pada acara margondang, acara harus dimulai dengan Gondang si Pitu Ombas (tujuh buah irama lagu Gendang dimainkan secara non stop tanpa di ikuti dengan tarian). Setelah gendang sipitu Ombas selesai, maka dimulailah acara menari, tetapi acara ini, harus dimulai dengan “Pitu Hali Mangaliat” (Arak-arakan tujuh kali keliling lapangan menari) dan untuk menutupi acara margondang ini, harus dimulai dengan acara Pitu hali mangaliat.

5. Pansur Sipitu Dai (Pancuran tujuh rasa) juga melambangkan “partuturan” (panggilan) dalam stuktur atau susunan Tarombo (silsilah) karena hanya tujuh Generasi yang mempunyai Pertutuan (panggilan) dalam satu garis keturunan yaitu :
  1. Ompu : Nenek moyang yaitu semua genarasi mulai dari tiga generasi diatas kita.
  2. Ompung : Kakek, yaitu orang yang dua generasi diatas kita
  3. Amang : Ayah, yaitu yang satu generasi diatas kita
  4. Haha Anggi : Abang Adik yaitu orang yang segenerasi dengan kita
  5. Anak : Anak yaitu orang yang saatu generasi di bawah kita
  6. Pahompu : Cucu, yaitu orang yang dua generasi di bawah kita.
  7. Nini : Cicit yitu orang yang mulai tiga generasi di bawah kita.
6. Pansur Sipitu Dai (Pancur Tujuh rasa0 juga melambangkan bahwa dari sepuluh orang keturunan Guru Tatea Bulan, hanya tujuh orang yang mempunyai keturunan langsung, karena tiga orang dari mereka menjadi orang sakti :.
Adapun orang yang menjadi sakti ialah :
  1. Raja Uti Sakti dan tinggal di udara, di darat dan di laut.
  2. Boru Biding laut (boru Tunghau), sakti dan tinggal di hutan atau darat
  3. Nan tinjo Sakti dan tinggal di Danau Toba atau laut.
Adapun yang mempunyai keturunan langsung sebanyak tujuh orang yaitu :
  1. Saribu Raja
  2. Limbong Mulana
  3. Sagala Raja
  4. Silau Raja
  5. Boru Pareme
  6. Bunga Haomasan
  7. Anting Haomasan
Nama yang tujuh ini di gabung menjadi satu ikatan yang dinamakan “Sipitu Tali’ (tujuh satu ikatan), dan nama yang tujuh ini jugalah yang menjadi pedoman untuk pembagian negeri limbong menjadi Pitu Turpuk (tujuh daerah perkampungan), kemudian sipitu tali atau sipitu turpuk ini juga yang menjadi dasar tata pelaksanaan hukum adat di negeri limbong, baik secara pribadi, maupun secara kelompok.

Pemerintahan Limbong dilaksanakan oleh kumpulan dari utusan dari tiap kelompok atau turpuk, yang disebut dengan nama Raja Bius (Raja Wilayah) atau dengan istilah Raja Ni Sipitu Tali. Demikian juga dalam acara kebudayaan ritual, misalnya mengadakan pesta Horbo Bius atau horbo lae-lae, maka raja Bius atau raja ni Sipitu tali inilah yang paling banyak berperan dengan raja-raja yang lain yaitu :
‘Jonggi Manaor” dari turpuk Sidauruk
“Raja Sori” dari turpuk Borsak Nilaingan
“Raja Paradum” dari turpuk Nasiapulu
“Manontang Laut” dari turpuk Sihole
“Raja Paor” dari turpuk habeahan

Bersamaan dengan itu, lahirlah Sisingamangaraja dari marga Sinambela dan juga Palti Raja dari marga Sinaga. Kesaktian Jonggi Manaor ialah Batara Guru Doli bertempat tinggal di Limbong. Kesaktian Sisingamangaraja ialah dari Bala Sori bertempat tinggal di Bakkara, dan kesaktian Palti Raja ialah Bane Bulan bertempat tinggal di Palipi.

Jonggi Manaor beserta dan Raja Sori, Raja Paradum, Manontang Laut dan Raja Paor, mereka inilah pelaksana utama dalam upacara “Hoda Somba” yaitu upacara persembahan, mempersembahkan kuda kepada Debata Mulajadi Na Bolon (Tuhan Yang Maha Esa). Kuda ini dipersembahkan melalui perantaraan Raja Uti, “Raja Hatorusan natorus marpangidoan tu Debata” (yang biasa atau yang bisa langsung bermohon kepada Tuhan Yang Maha Esa). Upacara Hoda Somba ini diadakan terutama kalau terjadi kemarau panjang di seluruh wilayah Samosir.

Maka Hoda Somba (Kuda Persembahan) disediakan oleh keturunan Lontung dari Samosir, kemudian kuda ini diantarkan ke Limbong yang Upacara penyerahan ini dipimpin oleh marga Situmorang, kemudian di Limbong diadakan upacara memohon turunnya hujan mereka pergi ke Simanggurguri dengan membawa seperangkat Gendang di Simanggurguri Jonggi Manaor Martonggo (berdoa) memohon turunnya Hujan, dan pada saat itu juga pasti datang hujan sehingga semua peserta upacara itu harus basah kuyup di Limbong di Guyur air Hujan.

Hoda Somba (Kuda Persembahan) ini dipotong kemudian dikuliti, semua dagingnya dibagi dan dimakan menurut tata cara hak (Parjambaron)menurut status dan kelompok masing-masing kepada semua peserta upacara. Hoda Somba (Kuda Persembahan).

Kemudian kulit Kuda itu, diantarkan kepada Raja Uti di Barus dan yang mengatarkannya ialah Jonggi Manaor, Raja Sori, Raja Paradum, Manontang Laut dan Raja Paon, mereka berjalan kaki dari negeri Limbong melewati Hutan belantara menuju Barus.

Tetapi … setelah mereka berjumpa dengan Raja Uti di Barus, kulit Kuda yang mereka bawa dari Limbong itu menjelma menjadi Kuda yang hidup sebagaimana Kuda itu sebelum dipotong.

Pansur Sipitu Dai (Pancuran tujuh rasa) ini juga mempunyai kisah tersendiri dari si Boru Pareme, karena di Pansur Sipitu dai inilah si Raja Lontung bertemu dengan si Boru Pareme, yang kemudian mereka kawin. Hingga sekarang, apabila ada orang yang kesurupan si Boru Pareme, maka orang itu selalu meminta manortor (Menari) di Pansur Sipitu Dai. Siboru Pareme dengan Raja Lontung mempunyai 7 (tujuh) keturunan yaitu : Sinaga, Situmorang, Pandiangan, Nainggolan, Simatupang, Aritonang, Siregar.

Dari anak Lontung yang tujuh orang ini, anak yang paling bungsu yaitu Marga “Siregar”, adalah menantu kesayangan bagi marga Limbong. Hal itu dapat dibuktikan kalau pansur Ni Hela salah satu Pancuran dari yang tujuh yang di khususkan untuk tempat mandi semua menantu (yang mengawani putri Limbong), kalau pansur Hela ini russak, maka hanya marga Siregarlah yang berkewajiban dan berhak untuk memperbaiki Pancuran itu.

Demikianlah Kisah Pitu Halongangan Opat Batu Tolu Aek, (Tujuh keajaiban Empat Batu Tiga Air), yang terletak di Kaki Dolok Pusut Buhit Kecamatan Sianjur Mula-mula, semoga bukti-bukti sejarah yang masih mempunyai keanehan ini, dapat dilestarikan dan dikembangkan oleh generasi penerus Bangsa Indonesia karena kebudayaan yang ada di Sianjur Mula-mula adalah milik seluruh BANGSA INDONESIA HORAS.

RAJA BUNGA-BUNGA alias RAJA PARMAHAN (Horja Sakti)

Raja Sibagot Nipohan telah beranak-cucu di Balige, demikian juga adiknya Sipaittua di Laguboti , Silahi Sabungan di Silalahi Nabolak dan Siraja Oloan di Bakkara.

Pada suatu ketika terjadi musim kemarau yang berkepanjangan di Balige, sehingga tanam-tanaman dan padang rumput mati kekeringan, ternak gembala menjadi kurus kering kekurangan makanan. Raja Sibagot Nipohan pun mulai gelisah memikirkan keadaan yang menimpa negerinya. Lalu Sibagot Nipohan memanggil anaknya : Tuan Sihubil, Tuan Somanimbil, Tuan Dibangarna dan Tuan Sonakmalela untuk membicarakan kemarau yang berkepanjangan itu. Mereka sepakat : menanyakan kejadian ini kepada orang pintar “ Datu bolon Sibaso panaturi. “Menurut petunjuk orang pintar ,terjadinya malapetaka yang menimpa Balige adalah Sapata (kutukan) dan berkata :
Na tangis tarlungun do tondi ni anggim na tolu I , manang pinomparna jala ingkon hatahononmu hasalaanmu.” ( bahwa kemarau panjang terjadi adalah karena kutukan akibat kesedihan dari ketiga adik-adik Sibagot Nipohan yang telah diusirnya dari Balige, yaitu Sipaettua, Silahi Sabungan dan Siraja Oloan atau keturunan mereka. Dan kamu ( Sibagot Nipohan ) harus kau mengakui kesalahanmu).

Mendengar keterangan dukun itu, Raja Sibagot Nipohan menjelaskan peristiwa kepergian adik-adiknya dari Balige kepada anak, menantu dan cucunya. Mendengar peristiwa yang mengharukan itu, kemudian anak-anak Raja Sibagot Nipohan (Tuan Sihubil, Tuan Somanimbil, Tuan Dibangarna dan Tuan Sonakmalela ) bermusyawarah dan bertekad akan melaksanakan petunjuk Datu Bolon Sibaso Panuturi. Itu untuk membawa keturunan Sipait Tua, Silahi Sabungan dan Raja Oloan.Awalnya mereka pergi menjumpai Sipaittua di Laguboti dan menyatakan maksud mereka. Raja Sipaittua menyarankan agar mereka juga memberitahukan kepada adiknya, Silahi sabungan di Silalahi Nabolak dan Siraja Oloan di Bakkara. Begitu juga jawaban Siraja Oloan sewaktu mereka menyampaikan niatnya itu Bakkara.

Karena jawaban Raja Sipaettua dan Siraja Oloan sama, maka mereka berangkat ke Silalahi Nabolak menjumpai Silahi Sabungan. Karma jauhnya dan besarnya gelombang di tao Silalahi mereka naik perahu besar (marsolu bolon). Rombongan langsung dipimpin anak sulung Raja Sibagot Nipohan, Tuan Sihubil. Setelah tiba di Silalahi Nabolak, mereka menjumpai Silahisabungan. Tuan Sihubil menyampaikan maksud dan tujan mereka ke Silalahi Nabolak.

Tetapi Silahi Sabungan menanggapi bahwa ia tidak bisa mengabulkan permintaan Sibagot Nipohan dan Tuan Sihubil.Dengan rasa kecewa dan putus asa Tuan Sihubil dan rombongannya berpamitan pulang dan memberi salam kepada Silahi Sabungan beserta anak – anaknya. Terakhir mereka pamit kepada Deang Namora yang tinggal menyendiri di batu Parnamoraan ( di tepian danau Silalahi ). Tuan Sihubil menceritakan semua maksud dan tujuan mereka serta jawaban mereka terima dari Silahi Sabungan. Mendengar kata – kata tuan Sihubil yang memilukan itu, Deang Namora menjari iba. Deang Namora lalu memberitahu kalau disekitar padang ( Simartaja ) beberapa cucu Silahi Sabungan sedang menggembala kerbau. Ia menyarankan Tuan Sihubil boleh membawanya salah seorang, dengan syarat jika kelak hujan telah turun di Balige maka si cucu tersebut segera di kembalikan ke Silalahi Nabolak.Kesempatan itu tidak disia-siakan Tuan Sihubil. Ia berhasil menagkap tiga orang cucu Raja Silahisabungan, yaitu:
1. Toguraja (anak Loharaja),
2. Siraja Bunga-bunga (anak Sondiraja) dan
3. Lonsingraja (anak Batu Raja).

Setelah itu, Tuan Sihubil berlayar menepi-nepi pantai menuju Pangururan agar jangan dilihat Raja Silahisabungan. Ketika tuan sihubil dan rombongannya melewati “ Tano ponggol “, Toguraja dan Lossingraja melompat dari perahu dan melarikan diri. Hanya Siraja bunga-bunga yang berhasil mereka bawa ke Balige. Begitu sampai mereka di Balige, embun pun mendung kemudian turun hujan lebat. Semua penduduk negeri merasa gembira. Tersiarlah kabar bahwa cucu Silahi Sabungan telah dibawa dari Silalahi Nabolak. Raja Sibagot Nipohan mengadakan pesta besar dengan mengundang adiknya, Sipaitua dari Laguboti dan Siraja Oloan dari Bakkara. Pada pesta itu kemudian dinobatkan Siraja bunga-bunga sebagai anak Tuan Sihubil. Karena ia diculik dari parmahanan (tempat penggembalaan). maka ia diberikan gelar Siraja Parmahan. Siraja Parmahan kemudian menikah dengan Boru Pasaribu dari Haunatas Balige , lahirlah anaknya 4 orang dan diberi nama :
1.Sihaloho
2.Sinagiro
3.Sinabang
4.Sinabutar

Kemudian semua keturunan Raja Parmahan memakai marga Silalahi, mengingat asal usulnya dari Silalahi Nabolak. Nama-nama anak Siraja Permahan di Balige dibuat sesuai dengan nama Bapatua dan Bapauda si Raja Permahan di Silalahi Nabolak. Tentu dengan maksud agar keturunan dikemudian hari mengetahui bahwa asal usulnya mereka adalah dari Silalahi Nabolak. Sihaloho : menikah dengan Boru Pasaribu, dengan anak tiga orang yaitu :
  1. Raja Harbangan
  2. Guru.
  3. Patar Uluan
Raja Harbangan (bermukim di Barus);  Guru Mangaloksa (bermukim di Silindung kemudian pindah ke Bona Pasogit, Bagashuta Silalahi Dolok lokasi Tugu dan Makam); Patar Uluan (bermukim di Sihubak-Hubak – Uluan – Porsea)
Sinagiro : anak kedua dari Siraja Parmahan tetap tinggal di dinalang Balige, mempunyai dua orang anak yaitu Sanggaraja dan Ompu Runggu. Ompu Runggu yang membunuh istrinya kemudian melarikadiri ke porsea, keturunannya kemudian memakai marga Naiborhu. Sedangkan Keturunan Sangga Raja tetap memakai marga Silalahi, dan banyak yang merantau ke Samosir dan Simalungun.
Sinabutar : menikahi Boru Manurung dari Janji Matogu, dengan anaknya tiga orang yaitu : Sinurat, Dolok Saribu dan Nadapdap.  Sinurat mempunyai anak empat yaitu
  1. Raja Tano
  2. Raja Pagi
  3. Ompung Gombok Nabolon yang pergi ke pulau amosir.
  4. Si Raja Muha
Anak  Sigombok Nabolon dipulau Samosir adalah 4 orang yaitu : Sibahul, Batu Amak, Bajar dan Silonsing.
Sinabang :  mempunyai satu orang anak bernama Ompu Raja Mual. Anak Ompu Raja Mual tiga orang yaitu Datu Pangarisan, Datu Naboratan dan Raja Tumali.
Dato Naboratan terkenal sebagai orang sakti (Datu Bolon) dan mempunyai 7 ( tujuh ) orang istri , yaitu :1) Boru Nainggolan di Sitatar Nainggolan , anaknya : Tora Panaluan.2) Boru Manurung di Sibisa , anaknya Datu Balemun.3) Boru Panjaitan di Sitoran lahir anaknya Datu Ari.4) Boru Sianturi di Muara, anaknya : Toga Muara5) Boru Simamaora di Humbang, anaknya : Toga Sampinur6) Boru Hasinubun di Silindung, anaknya : Toga Pahae, Toga Silindung dan Toga Pansur Napitu.7) Boru Pasaribu di Barus, anaknya : Toga Barus.Menurut cerita di Tukka Barus, Datu Naboratan meninggal dunia dan dimakamkan di Tukka Barus.Sumber : J. Sihaloho, Sejarah Raja Silahi Sabungan , Tumaras.

Kitab Boru Debata

Kitab ini berisikan tentang kehidupan wanita hingga memperoleh anak termasuk para putri titisan Allah juga mengenai para ratu air.

Laklak Boru Debata (Kitab Putri Mulajadi)
Selama satu tahun, manuk-manuk hulambu jati mengeram tiga ruas bambu, kemudian dari tiga ruas bambu tersebut keluarlah tiga orang wanita yang bernama :
  1. Siboru Porti Bulan
  2. Siboru Malinbindabini
  3. Siboru Anggasana
Kemudian Ompunta Mulajadi Nabolon bersabda : “ Wahai engkau Siboru Porti Bulan kawinlah engkau dengan Batara Guru ! , engkau boru Malimbindabini kawinlah engkau dengan Debata Sori ! , engkau Siboru Anggasana kawinlah engkau dengan Debata Bulan ” ! ” Aku akan memberitahukan kepada kalian bagaimana terjadinya manusia selama sembilan bulan dalam kandungan ibu dan tiga bulan di kandung ayah. Jika delapan bulan dalam kandungan ibu, maka empat bulan dikandung ayah, sebab terjadinya manusia harus setelah tiga kali Panenabolon singgah di empat desa mengelilingi bumi ini, lalu aku akan memberikan kuasa kepada kalian agar menguasai air beserta isinya. Uruslah anak-anakmu kelak dan bantulah manusia yang tidak mempunyai keturunan”. Pada jaman dahulu kala dokter spesialis kandungan belum ada.

 Yang ada hanya dukun beranak (Sibaso Nabolon) yang mengurus sejak dikandungan sampai dilahirkan.
1. Kodrat Kandungan
Menurut orang batak, khususnya Ugamo Malim terjadinya manusia menjalani rentang waktu selama dua belas bulan. Di dalam kandungan ibu hanya sembilan bulan, dimanakah tiga bulan lagi? Menurut orang batak yang tiga bulan lagi dikandungan ayahnya, sebab jika tidak bersemayam dalam kandungan ayahnya selama tiga bulan, bagaimanapun si ibu tidak akan mengandung.
Terjadinya manusia dalam sembilan bulan. 

Bulan I
 
Benih tiga bulan dalam kandungan Ayah Benih kejadian dalam Ibu, Roh dari Rohani bercampur dengan Roh Jasmani ditambah kodrat Mulajadi berdiam dibumi suci di rahim ibu.

Bulan 2
 
Telah bertambah Debata na tolu dibumi suci mendapat getaran, Jika sudah ketemu berbentuk.

Bulan 3
 
telah berada dalam bumi suci, dan sudah dapat berdenyut. Tambahan Debata na tolu masuknya warna merah, putih, hitam

Bulan 4
 
Pada bulan keempat, sudah dalam proses pembentukan kulit. Pada saat ini Ibu mulai merasa mual, karena sudah mulai bergerak

Bulan 5
 
Pada bulan kelima proses terjadinya otak manusia dalam bumi suci.

Bulan 6
 
Proses bulan keenam adalah proses terjadinya urat manusia dan sudah mulai bergerak.

Bulan 7

Pada bulan ketujuh proses terjadinya tulang (Disini tidak dijelaskan kapan terjadinya Bere)

Bulan 8
 
Pada bulan kedelapan bayi sudah hampir rampung dan sudah mulai bolak-balik, serta mulai terjadinya rambut.

Bulan 9

- Proses pemisahan air ketuban
- Proses pemisahan bungkus
- Proses pemisahan tali-tali
- Proses pemisahan darah pengiring maut
- Dan tinggal menunggu hari lahirnya.

Setelah sembilan bulan dalam kandungan maka bayi tersebut mulai berputar, selama tujuh hari, tiba pada hari ketujuh setelah bayi tersebut berputar tujuh kali, maka pintu bumi pun terbuka dan bayi tersebut keluar kemudian menangis memulai hidup ke zaman mulia.
Perlu kita ketahui bahwa selama hidup hanya satu kali kita bisa lihat wujud roh manusia yaitu ARI-ARI.
2. Asal Kesempurnaan Hidup
Oleh sebab itu maka kita harus mengetahui adanya manusia sempurna pada keadaan yang sejati, seperti sang makhluk yang pulang pada zamannya. Jika telah terdesak dialamnya sendiri dan telah berwujud satu, maka akan lahir kedunia setelah :
  • Cahaya gemilang turun kepada bayi.
  • Budi turun pulang kepada adjsan
  • Raksa turun pulang kepada miral
  • Rupa turun pulang kepada arwah
  • Warna turun pulang kepada wasdayat
  • Bau turun pulang kepada wahdat
  • Angan turun pulang kepada hadijat
  • Hidup turun pulang kepada insan
Insan sempurna terang benderang dari kodrat Debata Natolu adalah pria dan wanita. Manusia yang sempurna didalam hidup di bumi suci setelah memiliki :
  • Kulit – Rambut
  • Otak – Daging
  • Urat – Darah
  • Tulang – Sumsum
adapun empat saudara kelima darinya dalam wujud adalah :
  • Air tuban
  • Bungkus
  • Temburi (Ari-ari)
  • Darah pengiring budak
  • Pancar ( telah sempurna kepada kodrat Yang Maha Mulia selama-lamanya )
  • Hitam bernyala merah
  • Merah bernyala kuning
  • Kuning bernyala putih
  • Putih bernyala murni
  • Kulit bernyala daging
  • Kulit bernyala tulang
  • Tulang bernyala kawat (urat)
  • Urat bernyala cahaya ( kata nujum manusia sempurna di bumi suci )

Berita Na Marpantom–Pantom anak Tuan Sorba ni Benua.

Tuan Sorba ni Banua Raja yang perkasa di Toba Balige menginginkan agar anak – anaknya kelak menjadi panglima perang yang termasyur. Untuk mewujudkan cita –citanya itu maka Tuan Sorba ni Banua mengajarkan anak – anaknya berbagai ilmu pencak silat dan melatih lempar Tombak.

Setelah anak – anakanya memiliki ilmu pencak silat dan matang melempar tombak maka Tuan Sorba ni Banua menyuruh anaknya mengadakan pertandingan perang menombak (marpantom-pantom) antara anak Boru Pasarubu melawan Anak Boru Basopaet. Supaya jangan timbul kecelakaan disuruhnya tombak (hujur ) mereka dibuat dari Pinpin ( sanggar).
 
Dalam pertandingan perang menombak ( marpantom – pantom ) ini nampak keunggulan anak dari Basopaet (Toga Sumba, Toga Sobu, Toga Pospos ) yang selalu mengalahkan anak Boru Pasaribu. Anak dari Boru Pasaribu ( Sibagot ni Pohan, Sippaettua, Silahisabungan, Siraja Oloan dan Siraja Hotalima) mereka kaget melihat ketangkasan lawannya menangkap tombak ( hujur ) yang mereka lemparkan.

Pada suatu ketika Siraja Hutalima berniat jahat untuk membunuh lawannya itu. Dibuatnya tombak (hujur ) dari Pinpin ( sanggar ) tetapi diujungnya ditancapkan lidi ijuk ( Tarugi ) yang berisi racun. Ketika terjadi pertandingan menombak yang seru, Siraja Hutalima melempar tombak ( hujur ) yang berisi racun itu kepada Toga Sobu, tetapi dengan mudah ditangkapnya. Memperhatikan tombak yang ditangkapnya agak berat lalu lalu diperiksanya. Kemudian Toga Sobu berkata “ Na martahi pamate hami do ho hape“ (bermaksud membunuh kami kau rupanya) katanya sambil melempar tombak itu kembali kepada Siraja Hutalima, dan kena pada matanya. Siraja Hutalima mencerit karena matanya berdarah. Sibagot ni Pohan menghunus pedang mau membunuh Toga Sobu, Karena disangkanya Toga Sogu yang berbuat jahat. Untung Silahisabungan cepat melerai dan bertanya kepada Siraja Hutalima “ Hujur ni ise do on, (Tobak Siapa nih)  katanya sambil menarik tombak itu dari mata Siraja Hutalima. Siraja Hutalima menjawab: “ hujurhu do I hahang, “ (tombaknya si abang) katnya sambil menjerit. Kemudian silahisabungan mengatakan bahwa Toga Sobu tidak bersalah, karena yang terjadi adalah senjata makan tuan. Sekarang kita bawa Siraja Hutalima kekampung supaya cepat diobati. Sejak itu Siraja Hutalimas sakit – sakitan dan akhirnya meninggal dunia.

Akhibat kematian Siraja Hutalima, Toga Sumba, Toga Sobu dan Toga Pospos merasa takut tinggal bersama anak dari Boru Pasaribu. Akhirnya mereka bersama Boru Basopaet pindah kedaerah Humbang dan Silindu. Dalam berita ini nampak kebijakan Silahisabungan yang masih muda belia menghindarkan pertumpahan darah.

Games Paskah

Tujuan:
Untuk memahami makna Paskah dari barang-barang bukti tersebut.

Aturan:

Peserta:
Jumlah tidak terbatas, bagilah peserta dalam beberapa kelompok sesuaikan dengan jumlah mereka.

Bahan:
Sesuai dengan apa yang ada dalam ayat-ayat tersebut.

Cara bermain:
1.      Panitia/guru sebelumnya menyembunyikan beberapa barang bukti di berbagai tempat (halamana gereja, dalam gereja, parkiran, dll)
2.      Bagilah peserta dalam beberapa kelompok sesuaikan dengan jumlah mereka. Di mana setiap kelompok menerima pesan rahasia berupa ayat (misalx: Matius 26:26 kata ke – 8 adalah …) peserta di minta untuk membaca dan menjawab pertanyaan tersebut. Dan jika jawaban mereka benar, mintalah mereka mencari benda dari kata tersebut. Tiap kelompok diberikan pesan yang berbeda### waktu 20 menit untuk mencari dan 15 menit untuk evaluasi.
3.      Sesudah masing-masing kelompok kembali dengan membawa benda/barang bukti yang dimaksud dan PIC dapat melanjutkannya dengan menyampaikan Firman Tuhan (berita paskah).
4.      Letakkan benda/barang bukti tersebut di atas meja panjang atau lantai agar terlihat dengan jelas (sesuai dengan kelompok masing-masing). Sambil PIC/panitia mengangkat/menunjukkan satu persatu barang bukti/benda tersebut dan PIC/pantia dapat menceritakan kronologi peristiwa paskah, mulai dari perjamuan malam hingga kebangkitan Tuhan Yesus###point 3,4 dan pengkondisian 35-40 menit.

Benda atau Barang bukti
Roti                                               Matius 26:26               kata ke – 8
Cawan                                           Matius 26:27               kata ke – 5
Anggur                                          Matius 26:29               kata ke – 16
Basi/baskom air                             Yohanes 13:5              kata ke – 7,8
Lap/kain lenan                               Yohanes 13:4              kata ke – 10, 11
Lentera                                          Yohanes 18:3              kata ke – 24
Pedang                                          Matius 26:47               kata ke – 22
Pentung                                         Matius 26:47               kata ke 24
Api arang                                      Yohanes 18:18            kata ke – 10,11
Ayam (beri gambar foto ayam      Matius 26:34               kata ke – 11
Mahkota duri                                Matius 27:27               kata ke – 4,5
Jubah ungu                                    Matius 27:28               kata ke – 6,7
Tombak                                         Yohanes 19:34            kata ke – 10
Kain lenan/kain kafan                   Matius 27:59               kata ke – 8,9

Tambahan
Pesan rahasia di buat lebih sulit, misalnya: untuk menyebut; Kitab Matius dengan cara: Kitab pertama dalam Perjanjian Baru pasal 26 ayat 26 kata ke – 8 adalah ….
Dalam menyampaikan berita paskah, harus dilengkapi dengan alat peraga seperti: lukisan perjamuan terakhir, foto waktu di bukit tengkorak, mahkota duri dsb.
Setelah mendapatkan barang bukti, bisa ditambahkan satu tugas khusus,  yaitu seluruh anggota kelompok harus menghafalkan satu ayat sebelum menyerahkan benda/barang bukti ke PIC/pantia (ayat hafalan sudah ada di dalam kantong/bersama barang bukti).
  
 NB:
Icee, pada setiap ayat di atas terdapat barang bukti, jadi Saya minta tolong Icee juga mempelajari ayat-ayat tersebut dan tandai barang bukti dalam ayat-ayat tersebut. Dan, soal bahan tentang barang bukti ini nanti saya kirim ke tante Ester untuk menyediakan bahan-bahan tersebut. Thank’s buat kerja samanya. God Bless You too

Minggu, 23 Maret 2014

Asal Mula Nokia

Anda mungkin mengira NOKIA adalah perusahaan yang dibangun untuk tujuan pabrik atau industri seluler. Kita selidiki, kata NOKIA berasal dari nama sebuah komunitas yang tinggal di sungai Emakoski di negar Finlandia Selatan. Sejarah NOKIA ditemukan oleh Fredrik Idestam untuk perusahaan mesin penggilingan bubur kayu pada tahun 1865. Kemudian dikembangkan menjadi mesin bubur kayu dan pembuat kertas pada tahun 1920 dan merupakan pabrik pembuat kertas terkemuka di Eropa. Tahun 1950-an chief executive officer (CEO) Björn Westerlund meramalkan, masa depan pertumbuhan beberapa sektor ini (bubur kayu dan kertas) akan terbatas dan sebagai gantinya dibangun sebuah divisi elektronik di pabrik kabel Helsinki (disini udah mulai menjurus ke seluluer).

Selama 15 tahun Nokia elektronik mengalami masa percobaan dari beragam kesalahan. Akan tetapi, dari semua kesalahan dan percobaan itu, secara bertahap justru terbangun keterampilan substansial dari sekumpulan ahli yang berbakat. Tahun 1970-an Nokia dan pabrik pembuat televisi Salora bergabung untuk mengembangkan telepon genggam (telepon seluler). Dan tahun 1980-an seluruh Salora terintegrasi menjadi Nokia. Pada saat yang sama Nokia memperoleh operasi jaringan telepon dari Perusahaan Telekomunikasi Pemerintah Televa. Namun, tidak semua usaha yang dilakukan Nokia menjadi produsen telepon seluler terkemuka di dunia berjalan sukses. Tahun 1980-an perusahaan ini membeli pabrik televisi Jerman, SEL, tetapi terpaksa meninggalkannya karena tidak berjalan mulus.

Pada awal 1981, Nokia berhasil meluncurkan produk bernama Nordic Mobile Telephony (NMT). NMT merupakan jaringan selular multinasional pertama di dunia. Karena itu, sepanjang dekade 1980-an NMT diperkenalkan ke sejumlah negara dan mendapat sambutan yang luar biasa.

Pada awal 1990-an Nokia sempat krisis, tetapi CEO yang baru, Jorma Ollila, memutuskan untuk memfokuskan pada telepon seluler dan jaringan telepon. Hasilnya, telepon GSM pertama kali di dunia muncul di Finlandia tahun 1991. Kemudian pasar telepon seluler global mulai berkembang sangat cepat pada pertengahan 1990-an dan Nokia menjadi nomor satu.

Kini sebanyak 2.100 seri ponsel Nokia mendulang sukses. Target penjualan sebanyak 500 ribu unit berhasil diraih pada 1994. Dengan tenaga kerja sebanyak 54 ribu orang, produk Nokia terjual di 130 negara. Sekarang mungkin setiap orang tau telepon seluler yang mudah dalam pengoperasiannya adalah NOKIA, karena itulah moto NOKIA.

Anda tau bahwa dulu negara Finlandia sangat tergantung pada hasil hutannya (kayu), tapi sekarang apa kata Orang Ddepartemen Luar Negeri negara itu (Jyrki Vesikansa) : “Dulu kami hidup dari hutan, tetapi saat ini kami dapat menambahkan pada Nokia,”.

Apakah indonesia bisa…?


Mark Zuckerberg (Pencipta Facebook : Muda, Jenius dan Kaya)

Mark Zuckerberg, yang tepat lima tahun lalu meluncurkan Facebook, dikenal jenius komputer sejak SMP. Pemuda 25 tahun ini mengendalikan Facebook dengan cerita kontroversi mulai dari ide pembuatan sampai cara mengendalikan komputer.
Pada dasarnya Zuckerberg itu sudah dikenal jenius. Di SMA, ia masuk tim matematika sekolah, tim Olimpiade iptek, kelompok musik, grup penggemar bahasa Latin, sampai--yang paling ia kuasai--bermain anggar. Pada 2000, ia bahkan tercatat sebagai pemain terbaik saat kejuaraan anggar wilayah New York.

Tapi yang benar-benar diakui adalah jagonya menyusun program untuk Internet sehingga dua raksasa teknologi informasi Amerika Serikat, AOL dan Microsoft, pernah berusaha merekrut saat ia belum kuliah.

Pacarannya dengan komputer dimulai saat ia mendapat hadiah komputer dari ayahnya pada kelas 6. Segera saja bocah kelahiran 14 Mei 1984 itu membeli buku tentang membuat program komputer paling dasar: "C++ for Dummies"

Ayahnya ini dokter gigi di White Plains, New York. Ayahnya memasukkannya di sekolah negeri sampai lulus SMP. Baru di SMA, ayahnya mengirim ke sekolah asrama swasta mahal Phillips Exeter Academy.

Di kelas tiga SMP, ia menciptakan versi komputer permainan papan Risk yang berlatar belakang Kekaisaran Romawi. Di SMA, ia makin terkenal pakar komputer.

"Mereka itu murid paling jago komputer di sekolah," kata Kristopher Tillery, teman sekelas yang membuat situs dengan Zuckerberg. Situs itu memungkinkan murid Exeter membeli makanan kecil via Internet.

Zuckerberg dan teman sekamar di asrama, Adam D'Angelo, menulis program pemutar MP3 bernama Synapse. Program ini bisa melacak kegemaran para pemutarnya dan tercium dua raksasa teknologi informasi, Microsoft dan AOL. Dua perusahaan ini tidak hanya berusaha membeli programnya, tapi juga merekrut mereka berdua.

Tapi keduanya menolak. Zuckerberg memilih jadi "anak biasa" dan kuliah di Harvard dengan jurusan yang jauh dari dunia komputer: psikologi (meski ia juga mengambil kuliah-kuliah komputer).

Di sana, ia membuat sejumlah aplikasi dan website bagi mahasiswa. Pertama dibuat adalah Coursematch.com. Para mahasiswa bisa menulis mata kuliah yang diambil di situs ini dan melihat siapa saja teman-teman lain yang juga mengambilnya.

Sejak itu, Zuckerberg masuk ke wilayah yang kemudian menjadi salah satu andalan Facebook: mengintip. Orang bisa mengintip mata kuliah apa yang diambil orang lain.

Program ini lumayan populer tapi kemudian berantakan. Penyebabnya satu: Zuckerberg menjadikan laptopnya sebagai server sehingga tidak kuat dengan banyaknya orang yang menggunakannya.

Sebagai anak kuliah, Zuckerberg juga jatuh cinta tapi cintanya ini ditolak. Setelah bermabuk-mabukan untuk melupakan patah hati ini, ia kembali ke dunia komputer.

Ia membuat program kurang ajar yang meledek para teman-teman kuliah ceweknya di situs yang ia namai Facemash.com. Isinya sederhana: ia mencuri data teman-teman cewek sekelas, dipajang di Facemash, dan pengunjung bisa membandingkan dengan yang lain. Semula ia bahkan ingin membandingkan dengan binatang, tapi dibatalkan.

Situs ini menjadi top di Harvard. Dalam semalam, 450 mahasiswa Harvard mendaftar dan membuka 22 ribu halaman. Dalam beberapa jam, otoritas Harvard mencium ulah kurang ajar ini dan Zuckerberg diminta menutup situsnya.

Ide membuat Facebook ini sudah beredar cukup luas di Harvard. Sepuluh bulan sebelum Facebook diluncurkan, seorang mahasiswa keturunan India, Divya Narendra, sudah menggagas situs sosial bagi mahasiswa.

Zuckerberg ditawari mengerjakan situs ini dan bersedia. Belakangan ia malah membuat program sendiri--dan bernama Facebook--sehingga Narendra menuduh Zuckerberg mencuri gagasannya.

Zuckerberg membuat Facebook bersama Dustin Moskovitz, Chris Hughes, dan dengan dibantu dana Eduardo Saverin.

Zuckerberg keluar dari Harvard gara-gara Sean Parker, salah satu pendiri Napster. Saat itu, Parker melihat pacarnya, yang kuliah di Stanford, dan teman-temannya penjadi pecandu Facebook. Parker mengajar Zuckerberg dan Saverin bertemu dan bercerita bagaimana mengumpulkan modal di Lembah Silikon, California.

Kurang dari sebulan, Parker sudah bertemu dengan para pendiri Facebook ini di Palo Alto, Lembah Silikon. Segera saja Parker mempertemukan mereka dengan para pemodal dan akhirnya menjadi sejarah.

Facebook sangat terkenal dan Mark Zuckerberg sangat kaya. Majalah Forbes menempatkannya pada urutan 321 orang terkaya dunia dengan harta diperkirakan US$ 1,5 miliar (Rp 17,4 triliun). Tapi ia masih tampil sangat berantakan, tidak berbeda dengan anak muda lainnya. Kemana-mana ia menggunakan jins, kaos, dan sandal. Dua ponsel, BlackBerry dan iPhone, selalu ditenteng.

Sejarah Blackberry Pertama kali di Indonesia

BlackBerry pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan Desember 2004 oleh operator Indosat dan perusahaan Starhub. Perusahaan Starhub merupakan pengejewantahan dari RIM yang merupakan rekan utama BlackBerry. Pasar BlackBerry kemudian diramaikan oleh dua operator besar lainnya di tanah air yakni Excelcom dan Telkomsel.

Rabu, 19 Maret 2014

PAGAR NI HUTA SILALAHI


PAGAR NI HUTA SILALAHI

Kalau disebut pagar, artinya adalah pengaman agar orang luar tidak sembarangan masuk kelokasi yang telah ditentukan. Dengan kesucian/ saktinya Raja Silahisabungan mampu meminta kepada Pencipta alam semesta dan siap menerima. Raja Silahisabungan membuat pagar huta Silalahi yang tidak kelihatan fisik pagarnya serta letaknya dia sendiri yang menentukan sebagai berikut:

1. Sebelah Timur huta Silalahi letak pagarnya di tao Silalahi, namanya Namartua Saniang Naga Tao, tujuannya ialah: Kalau ada yang bermaksud jahat ke Huta Silalahi, langsung ditenggalamkan di Danau itu. Orang yang pertama berkunjung ke Huta Silalahi, harus permisi (manalop), kalau membawa bayi yang belum punya gigi, orang tuanya membasahi ujung kainnya dan di oleskan ke jidatnya supaya sehat-sehat.

2. Sebelah Utara huta Silalahi letaknya pagarnya di tao Silalahi, namanya Namartua Simanampang atau namartua Sigiring-giring, tujuannya ialah: Kalau ada yang bermaksud jahat ke Huta Silalahi misalnya merampok, langsung niatnya disampang (dirubah) dan bumi huta Silalahipun di goyang dengan maksud agar penghuni Huta Silalahi supaya waspada bila melihat ada orang luar masuk.

3. Sebelah Barat huta Silalahi letaknya pagarnya di gunung Sihordong, namanya Namartua Sihordong, tujuannya ialah: Kalau ada yang bermaksud jahat ke Huta Silalahi, langsung mordong-ordong (berputar-putar saja disitu). Orang yang pertama berkunjung ke Huta Silalahi, harus permisi (manalop), kalau membawa bayi yang belum punya gigi, orang tuanya mencolek tanah dan di oleskan ke jidatnya supaya sehat-sehat.

4. Sebelah Selatan (sebelah Binangara) huta Silalahi letaknya pagarnya didarat dan ditao Silalahi, namanya Namartua Dalan dan Nauli Basa, tujuannya ialah: Kalau ada yang bermaksud jahat ke Huta Silalahi, langsung ditenggalamkan di Danau itu kalau didarat langsung mati seketika. Orang yang pertama berkunjung ke Huta Silalahi, harus permisi (manalop), kalau membawa bayi yang belum punya gigi, orang tuanya membasahi ujung kainnya dan air/ tanah dioleskan kejidatnya supaya sehat-sehat. Keturunan Raja Silahisabungan sekitar Samosir Barat sampai kini percaya bahwa Namartua Dalan dan Nauli Basa dapat memberi keturunan dan juga rejeki kalau dia membujuk dengan cara mamele di Kramat atau Pagar itu.

Dengan adanya rejeki/ merasa terbantu, ada 5 tempat Pangelekon (membujuk) di Lokasi Naulibasa yang didirikan keturunan Raja Silahisabungan. Naik sampan holenya tidak boleh mallutuk (bunyi) atau naik kapal di area itu harus hati-hati (manat) tidak boleh meludah ke danau, karena angin puting beliung bisa datang tiba-tiba dan membawa maut

Sebenarnya namanya ini adalah “NAMARTUA TAMPAR API”, dan sekarang diperhalus menjadi “NAMARTUA DALAN DAN AEK NAULI BASA”. Dan nama Namartua Tampar Api ini tidak boleh disebut di area Naulibasa. Bicarapun tidak boleh sembrono atau bercanda dan ketawa sembarangan, karena penghuninya sangat sadis dan tidak segan-segan membuat orang celaka. Artinya: Penghuninya sangat baik, kalau baik yang datang dan sebaliknya, Penghuninya sangat Kasar, kalau Kasar yang datang.

5 Orang Keren

5 Orang Keren

I am watching TV

I am watching TV

Bola Real Madrid

Bola Real Madrid