Pada suatu ketika terjadi musim kemarau
yang berkepanjangan di Balige, sehingga tanam-tanaman dan padang rumput
mati kekeringan, ternak gembala menjadi kurus kering kekurangan makanan.
Raja Sibagot Nipohan pun mulai gelisah memikirkan keadaan yang menimpa
negerinya. Lalu Sibagot Nipohan memanggil anaknya : Tuan Sihubil, Tuan
Somanimbil, Tuan Dibangarna dan Tuan Sonakmalela untuk membicarakan
kemarau yang berkepanjangan itu. Mereka sepakat : menanyakan kejadian
ini kepada orang pintar “ Datu bolon Sibaso panaturi. “Menurut petunjuk
orang pintar ,terjadinya malapetaka yang menimpa Balige adalah Sapata
(kutukan) dan berkata :
” Na tangis tarlungun do tondi ni anggim
na tolu I , manang pinomparna jala ingkon hatahononmu hasalaanmu.” (
bahwa kemarau panjang terjadi adalah karena kutukan akibat kesedihan dari
ketiga adik-adik Sibagot Nipohan yang telah diusirnya dari Balige, yaitu
Sipaettua, Silahi Sabungan dan Siraja Oloan atau keturunan mereka. Dan
kamu ( Sibagot Nipohan ) harus kau mengakui kesalahanmu).
Mendengar keterangan dukun itu, Raja
Sibagot Nipohan menjelaskan peristiwa kepergian adik-adiknya dari Balige
kepada anak, menantu dan cucunya. Mendengar peristiwa yang mengharukan
itu, kemudian anak-anak Raja Sibagot Nipohan (Tuan Sihubil, Tuan
Somanimbil, Tuan Dibangarna dan Tuan Sonakmalela ) bermusyawarah dan
bertekad akan melaksanakan petunjuk Datu Bolon Sibaso Panuturi. Itu
untuk membawa keturunan Sipait Tua, Silahi Sabungan dan Raja
Oloan.Awalnya mereka pergi menjumpai Sipaittua di Laguboti dan
menyatakan maksud mereka. Raja Sipaittua menyarankan agar mereka juga
memberitahukan kepada adiknya, Silahi sabungan di Silalahi Nabolak dan
Siraja Oloan di Bakkara. Begitu juga jawaban Siraja Oloan sewaktu mereka
menyampaikan niatnya itu Bakkara.
Karena jawaban Raja Sipaettua dan Siraja
Oloan sama, maka mereka berangkat ke Silalahi Nabolak menjumpai Silahi
Sabungan. Karma jauhnya dan besarnya gelombang di tao Silalahi mereka
naik perahu besar (marsolu bolon). Rombongan langsung dipimpin anak
sulung Raja Sibagot Nipohan, Tuan Sihubil. Setelah tiba di Silalahi
Nabolak, mereka menjumpai Silahisabungan. Tuan Sihubil menyampaikan
maksud dan tujan mereka ke Silalahi Nabolak.
Tetapi Silahi Sabungan menanggapi bahwa
ia tidak bisa mengabulkan permintaan Sibagot Nipohan dan Tuan
Sihubil.Dengan rasa kecewa dan putus asa Tuan Sihubil dan rombongannya
berpamitan pulang dan memberi salam kepada Silahi Sabungan beserta anak –
anaknya. Terakhir mereka pamit kepada Deang Namora yang tinggal
menyendiri di batu Parnamoraan ( di tepian danau Silalahi ). Tuan
Sihubil menceritakan semua maksud dan tujuan mereka serta jawaban mereka
terima dari Silahi Sabungan. Mendengar kata – kata tuan Sihubil yang
memilukan itu, Deang Namora menjari iba. Deang Namora lalu memberitahu
kalau disekitar padang ( Simartaja ) beberapa cucu Silahi Sabungan
sedang menggembala kerbau. Ia menyarankan Tuan Sihubil boleh membawanya
salah seorang, dengan syarat jika kelak hujan telah turun di Balige maka
si cucu tersebut segera di kembalikan ke Silalahi Nabolak.Kesempatan
itu tidak disia-siakan Tuan Sihubil. Ia berhasil menagkap tiga orang
cucu Raja Silahisabungan, yaitu:
1. Toguraja (anak Loharaja),2. Siraja Bunga-bunga (anak Sondiraja) dan
3. Lonsingraja (anak Batu Raja).
Setelah itu, Tuan Sihubil berlayar
menepi-nepi pantai menuju Pangururan agar jangan dilihat Raja
Silahisabungan. Ketika tuan sihubil dan rombongannya melewati “ Tano
ponggol “, Toguraja dan Lossingraja melompat dari perahu dan melarikan
diri. Hanya Siraja bunga-bunga yang berhasil mereka bawa ke Balige.
Begitu sampai mereka di Balige, embun pun mendung kemudian turun hujan
lebat. Semua penduduk negeri merasa gembira. Tersiarlah kabar bahwa cucu
Silahi Sabungan telah dibawa dari Silalahi Nabolak. Raja Sibagot
Nipohan mengadakan pesta besar dengan mengundang adiknya, Sipaitua dari
Laguboti dan Siraja Oloan dari Bakkara. Pada pesta itu kemudian
dinobatkan Siraja bunga-bunga sebagai anak Tuan Sihubil. Karena ia
diculik dari parmahanan (tempat penggembalaan). maka ia diberikan gelar
Siraja Parmahan. Siraja Parmahan kemudian menikah dengan Boru Pasaribu
dari Haunatas Balige , lahirlah anaknya 4 orang dan diberi nama :
1.Sihaloho2.Sinagiro
3.Sinabang
4.Sinabutar
Kemudian semua keturunan Raja Parmahan
memakai marga Silalahi, mengingat asal usulnya dari Silalahi Nabolak.
Nama-nama anak Siraja Permahan di Balige dibuat sesuai dengan nama
Bapatua dan Bapauda si Raja Permahan di Silalahi Nabolak. Tentu dengan
maksud agar keturunan dikemudian hari mengetahui bahwa asal usulnya
mereka adalah dari Silalahi Nabolak. Sihaloho : menikah dengan Boru
Pasaribu, dengan anak tiga orang yaitu :
- Raja Harbangan
- Guru.
- Patar Uluan
Raja Harbangan (bermukim di Barus); Guru
Mangaloksa (bermukim di Silindung kemudian pindah ke Bona Pasogit,
Bagashuta Silalahi Dolok lokasi Tugu dan Makam); Patar Uluan (bermukim
di Sihubak-Hubak – Uluan – Porsea)
Sinagiro : anak kedua dari Siraja
Parmahan tetap tinggal di dinalang Balige, mempunyai dua orang anak
yaitu Sanggaraja dan Ompu Runggu. Ompu Runggu yang membunuh istrinya
kemudian melarikadiri ke porsea, keturunannya kemudian memakai marga
Naiborhu. Sedangkan Keturunan Sangga Raja tetap memakai marga Silalahi,
dan banyak yang merantau ke Samosir dan Simalungun.
Sinabutar : menikahi Boru Manurung dari Janji Matogu, dengan anaknya
tiga orang yaitu : Sinurat, Dolok Saribu dan Nadapdap. Sinurat
mempunyai anak empat yaitu- Raja Tano
- Raja Pagi
- Ompung Gombok Nabolon yang pergi ke pulau amosir.
- Si Raja Muha
Anak Sigombok Nabolon dipulau Samosir adalah 4 orang yaitu : Sibahul, Batu Amak, Bajar dan Silonsing.
Sinabang : mempunyai satu orang anak
bernama Ompu Raja Mual. Anak Ompu Raja Mual tiga orang yaitu Datu
Pangarisan, Datu Naboratan dan Raja Tumali.
Dato Naboratan terkenal sebagai orang
sakti (Datu Bolon) dan mempunyai 7 ( tujuh ) orang istri , yaitu :1)
Boru Nainggolan di Sitatar Nainggolan , anaknya : Tora Panaluan.2) Boru
Manurung di Sibisa , anaknya Datu Balemun.3) Boru Panjaitan di Sitoran
lahir anaknya Datu Ari.4) Boru Sianturi di Muara, anaknya : Toga Muara5)
Boru Simamaora di Humbang, anaknya : Toga Sampinur6) Boru Hasinubun di
Silindung, anaknya : Toga Pahae, Toga Silindung dan Toga Pansur
Napitu.7) Boru Pasaribu di Barus, anaknya : Toga Barus.Menurut cerita di
Tukka Barus, Datu Naboratan meninggal dunia dan dimakamkan di Tukka
Barus.Sumber : J. Sihaloho, Sejarah Raja Silahi Sabungan , Tumaras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar