Setelah menerima jambar “ horja Sakti
dan saling merestui dengan Raja Sibagot Nipoahan, Sipaetua,
Silahisabungan, dan Siraja Oloan pergi meninggalkan Lumban Gorat Balige.
Mula – mula mereka pergi ke Mual Sibuti mengambil air minum sebagai
bekal hidup dikemudian hari. Mereka mengisi air kedalam tabu tabu (
kendi dari buah labu ) dan mengambil tanah tiga kepal ( Tolu Pohul )
lalu dimasukkan kedalam gampil ( tas terbuat dari kulit ) masing –
masing. Kemudian mereka mengikat perjanjian, bahwa mereka bertiga dan
keturunannya tidak akan mengikuti adat kebiasaan Raja Sibagot ni Pohan.
Dalam pembagian jambar maupun pintu rumah harus dirubah. Bila ada pesta
besar diantara mereka dan keturunan harus lebih dahulu diberikan Jambar
mereka bertiga harus jambar Sibagot ni Pohan. Perjanjian yang mereka
buat ini masih berlaku di Toba holbung antara keturuanan SIpaet Tua,
Silahisabungan, Siraja Oloan dengan Sibagot ni Pohan.
Mula –mula mereka pergi kearah timur (
porsea ) sekarang , dan setelah tiba didaerah Laguboti sekarang meraka
berhenti .di daerah ini mereka tinggal beberapa hari untuk memeriksa
lahan pertanian .Ternyata daerah itu adalah tanah yang subur
sehinggamereka bermaksud tinggal disitu. Tetapi karena asap api Sibagot
ni Pohan masih nampak, Silahisabungan tidaberkenen di daerah itu ,
sedang Sipaettua yang sudah capek memeriksa daerah itu . Keturunannyalah
yang tinggal di Laguboti sekarang . Silahisabungan dan Siraja Oloan
pergi melalang buana meninggalkan Sipaettua setelah mereka saling
memberi restu dalam perpisahan yang memilukan .
Silahisabungan dan Siraja oloan mula – mula pergi kearah dolok Tolong untuk mencari tanah dibalik gunung itu . Tetapi karena mereka ketahui anak Boru Basopaet ( Toga sumba , Toga Sobu dan Toga Pos pos ) telah tinggal di Humbang , mereka merobah haluan. Mereka turun ke Meat , terus berjalan ke Muara dan Bakara . Mereka periksa daerah itu berminggu – minggu dan telah berniat tinggal disitu .
Tetapi pada suatu hari Silahisabungan naik kepebukitan Bakara dan Melihat asap api di Balige, maka niatnya tinggal disana dibatalkan. Siraja Oloan menetapkan hati akan tinggal di Bakara, tetapi karena sumpah Silahisabungan kepada Sibagot ni Pohan dan sulit dirasanya berpisah dengan Silahisabungan, maka usul meninggalkan Bakara diturutinya. Mereka pergi melanglang buana dari bakara ke Janjinraja, Sabulan, Tamba, Sihotang terus ke Pengururan. Perjalanan yang berbulan – bulan ini membuat mereka jadi lelah dan mengaso ditano Siogung – ogung, pardomuan ni Toba parsinganan ni pulo Samosir. Disinilah perpisahan Siraja Oloan dengan abangnya Silahisabungan sangat mengharukan dan memilukan.
Silahisabungan dan Siraja oloan mula – mula pergi kearah dolok Tolong untuk mencari tanah dibalik gunung itu . Tetapi karena mereka ketahui anak Boru Basopaet ( Toga sumba , Toga Sobu dan Toga Pos pos ) telah tinggal di Humbang , mereka merobah haluan. Mereka turun ke Meat , terus berjalan ke Muara dan Bakara . Mereka periksa daerah itu berminggu – minggu dan telah berniat tinggal disitu .
Tetapi pada suatu hari Silahisabungan naik kepebukitan Bakara dan Melihat asap api di Balige, maka niatnya tinggal disana dibatalkan. Siraja Oloan menetapkan hati akan tinggal di Bakara, tetapi karena sumpah Silahisabungan kepada Sibagot ni Pohan dan sulit dirasanya berpisah dengan Silahisabungan, maka usul meninggalkan Bakara diturutinya. Mereka pergi melanglang buana dari bakara ke Janjinraja, Sabulan, Tamba, Sihotang terus ke Pengururan. Perjalanan yang berbulan – bulan ini membuat mereka jadi lelah dan mengaso ditano Siogung – ogung, pardomuan ni Toba parsinganan ni pulo Samosir. Disinilah perpisahan Siraja Oloan dengan abangnya Silahisabungan sangat mengharukan dan memilukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar