Silahisabungan terus melanglang buana
hidup sebatangkara. Dia berangkat dari tanah Siogung ogung berjalan kaki
ke Aek Rangat dikaki dolok Pasukbukit, terus ke tulas, Bonandolok
sampai ke Hasinggaan. Dari Hasinggaan naik kebukit dan masuk keharangan
Hole, suatu hutan belantara yang tak pernah diinjak manusia. Setelah
tiba pada sebuah kayu rindang dia berteduh mengaso melepaskan lelah.
Karena capeknya dalam perjalanan Silahisabungan jadi tertidur. Pada
waktu itu turun hujan gerimis disertai Guruh dan Halilintar. Suara guruh
dan halilintar tidak dirasakan Silahisabungan saking pulasnya tertidur.
Setelah hujan berhenti, guruh dan
halilintar reda, berembus angin sepoi – sepoi, Silahisabungan pun bangun
dari tempat tidurnya. Pada saat itu datang suara yang menakutkan dari
atas pohon rindang itu : Hei, anak manusia siapa kau yang berani tidur
sitempatkuyang angker ini ? nyawamu akan kucabut dan badanmu akan
kuserahkan kepada binatang buas yang menjaga tempat ini, “ katanya.”
Silahisabungan terkejut mendengar suara
itu. Diperhatikan sekelilingnya tidak ada manusia dan iya yakin itu
adalah suara keramat yang berkuasa dihutan itu. Dengan sopan dan sembah
sujud Silahisabungan menjawab : “ Ya, Ompung, aku adalah anak yang
bernasib malang yang datang dari Toba Balige. Membawa luka dihati karena
tindakan sibagot ni Pohan dalam Horja Sakti, “ katanya sambil
menerangkan perpisahan dengan Sipaettua dan Adiknya Siraja Oloan yang
tidak dapat dilupakan. Dengan suara lembut didengarnya lagi suara : “
Hei anak Manusia, kau adalah orang yang teguh pendirian, tutur sapamu
sangat menawan deritamu sungguh mengagumkan. Lihatlah kesebelah kananmu,
disitu ada barang bernama Tumbaga Holing, berisi bermacam – macamilmu (
raksa ni sidatuon dohot raksa ni harajaon ). Baca dan pelajarilah
isinya dalam – dalam agar kau nanti menjadi datu bolon yang termansyur
dan seorang raja yang perkasa.“
Dengan rasa hormat dan sujud semua
perintah itu dilaksanakan Silahisabungan. Dia berdiri dan memeriksa
tempat yang ditunjuk, memang benar ia menemukan Laklak Tumbaga Holing
yang berwarna merah, hijau dan Hitam. Kemudian didengarnya suara : “
Sekarang bulan tula ( Bulan purnama ) hingga bulan tula ( bulan purnama )
yang akan datang, kau harus tinggal ditempat ini membaca dan
memperdalam ilmu yang terdapat dalam Tumbaga Holing ini.
Tahankan lapar dan dahaga, lawan binatang
buas dan ular berbisa, Baca dan pelajari Tumbaga Holing sampai Tamat.
Bila datang cobaan atau mara bahaya, lipat tumbaga holing pajamkan mata,
pusatkan pikiran jangan ragu semua akan berlalu, kau pasti menang
segala cobaan dan mara bahaya akan hilang. “ katanya.
Silahisabungan mendengar perintah itu
dengan tekun dan berjanji akan menuruti dengan sungguh sungguh. Selama
tigapuluh hari tigapuluh malam Silahisabungan bertapa di Harangan Hole.
Pada hari artia ni holom, tujuh hari sesudah hari purnama purnama datang
cobaan. Rasa lapar dan haus yang tiada terhingga datang menggoda, mau
melemahkan iman. Silahisabungan melihat tumbaga holing lalu memejamkan
mata memusatkan pikiran. Kemudian mendengar suara : “ kau sudah lapar
dan haus. Didepanmu ada jeruk purut ( unte Anggir ) dan pisau lipat.
Belahlah jeruk itu dengan pisau dan minum airnya. “Silahisabungan
melaksanakan petunjuk itu, rasa lapar dan haus jadi hilang.
Pada hari artia bulan berikutnya atau 14
hari bertapa datang cobaan kedua. Silahisabungan mau diserang tawon dan
ular berbisa ( harinuan dohot ulok dari ) yang datang dari segala
penjuru. Dilipatnya Tumbaga Holing, dipejamkan mata dan dipusatkan
pikirannya, tawon dan ular berbisa jadi menghilang. Lalu didengarkannya
suara : “ didepanmu terletak jeruk purut dan pisau tumbuk lada. Minumlah
air jeruk itu dan pisau tumbuk lada yang sebilah ini simpan dengan baik
dan kasiatnya pada Tumbaga Holing. Silahisabungan menuruti perintah itu
dengan baik.
Pada hari artia ni angga atau 21 hari
bertapa, datang lagi cobaan. Dilihatnya binatang buas (Harimau, Singa )
mau menerkamnya. Silahisabungan melipat Tumbaga Holing, memejamkan mata
dan memusatkan pikiran. Tak berapa lama binatang buas menghilang.
Kemudian didengarkannya : “ didepanmu terletak jeruk purut dan pisau
Halasan ( Pisau Harajaon ). Minumlah air jeruk itu dan Pisau Halasan ini
simpan baik dan baca kegunaannya dalam Tumbaga Holing.
Pada hari purnama (Tula) bulan berikutnya
merupakan hari terakhir masa pertapaannya datang cobaan alam yang
paling menakutkan. Pada waktu itu datang hujan lebat disertai Angin
putting beliung. Guruh dan Halilintar bersaut – sautan, tanah bergetar
terasa akan runtuh. Silahisabungan melipat Tumbaga Holing dan menjunjung
di atas kepala, mata dipejamkan, pikiran dipusatkan kepada Mulajadi
Nabolon. Tidak berapa lama hujan berhentiangin dan halilintar jadi reda.
Kemudian didengarnya suara : “ sekarang sudah hari purnama ( Tula ),
Sudah 30 hari 30 malam kau bertapa dikeramat Namar Tua Dalan ( Tongkonan
Namartua Dalan ).
didepanmu terletak jeruk purut, pisau
bengkok bermata dua dan tombak sedepa yang dapat dipanjangkan (piso
sigurdung sidua baba dohot siorlombing sadopa ). Bangkitlah dan mandi
disungai cuci badanmu dengan jeruk purut itu pisau bengkok dan tombak
sedepa simpan baik – baik. Baca kasiatnya dalm Tumbaga Holing. Sekarang
berangkatlah kau tinggalkan tempat ini. Kau sudah menjadi manusia sakti.
“ na siat marpangidoan tu mulajadi Nabolon “ ( yang dapat meminta
langsung kepada tuhan Yang Maha Kuasa ),” katanya.
Silahisabungan pergi mandi, dibersihkan
badan dengan jeruk purut. Badan yang penat kembali segar bugar. Selesai
mandi ia berkemas, lakla Tumbaga Holing dan Barangnya disimpan dalam tas
( gampil )nya. Ia meneruskan perjalanannya kearah utara dan tiba diatas
bukit simandar, dilihatnya ke bawah terdapat danau yang sangat luas dan
dipantai baratnya nampak hamparan tanah yang datar. Kemudian
dipandangnya arah kebaligo tidak nampak lagi apa – apa karena dihalangi
dolok pasukbuhit dan pulau samosir. Ia turun kebawah melalui lereng
laksabunga, dan dilihatnya tanah yang terhampar adalah tanah yang subur,
karena asap api di Balige tidak mungkin lagi nampak maka ia jadi
berkenan tinggal disitu, yang kemudian daerah itu disebut Silalahi
Nabolak.
Setelah tiba di Silalahi Nabolak,
Silahisabungan membangun pondok tempat tinggalnya, dibuatnya bubu untuk
menangkap ikan disungai. Setiap hari silahisabungan mambaca dan
mempelajari isi Tumbaga Holing, diketemukannya ilmu kesaktian yang dapat
berlayar di atas air dengan sebuah daun sumpit. (Gulung Sumpit ). Dan
ilmu silompit dalan ( ilmu yang mempercepat perjalanan ). Ditemukannya
ilmu Hadatuon, hasiat barang – barang yang diterima :
- Piso lipat , adalah alat membelah jeruk purut untuk menyembuhkan segala penyakit buatan manusia.
- Piso tumbuk lada, adalah alat menyembuhkan,segala penyakit yang dibuat hantu dan setan-setan.
- Piso halasan , adalah alat kerajaan dan alat membunuh musuh diwaktu perang.
- Piso sigurdung sidua baba, adalah alat yang paling tinggi memusnahkan musuh dan melindungi diri-dari segala marabahaya.
- Siorlombing sadopa (hujur) adalah alat serba guna yang dapat dipakai sebagai tongkat petunjuk jalan kehidupan atau anak busur yang dapat mematikan lawan.
Dengan sebuah daun sumpit ( bulung sumpit
) dilayarinya danau yang sangat luas itu, yang kemudian disebut Tao
Silalahi. Setelah berbulan – bulan Silahisabungan di silalahi dia
didatangi sorang raja Pakpak, bernama Raja Parultop.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar