Kamis, 13 Maret 2014

RAJA SILAHI SABUNGAN DARI SILALAHI NABOLAK

Adalah Anak dari Sorba Di Banua, yaitu :  Si Bagot Ni Pohan Si Lahi Sabungan, Si Raja Oloan, Si Paittua. Dari cerita rakyat Tapanuli ( tarombo ), Sibagotni Pohan kemudian sebagai pengganti Sorba Di Banua di tanah mereka di Balige. Karena adanya selisih paham antara mereka, akhirnya Si Lahi Sabungan, Si Raja Oloan dan Si Paittua memilih hengkang dari Balige, mengembara untuk mencari daerah baru untuk mereka menetap.

Si Paitua memilih tinggal di daerah Porsea , kemudian Si Raja Oloan memilih tinggal di Pangururan, Samosir, sementara Si Lahi Sabungan memilih mengembara dan menemukan membuka tempat baru yang kemudian dia sebut sebagai Huta Lahi (Silalahi) di pesisir danau Toba ( danau Silalahi) Pakpak , Dairi.

Dalam kultur Tapanuli, ketika seseorang membuka satu perkampungan (huta) maka ia akan menobatkan dirinya sebagai raja Sipukka Huta ( artinya : di sebut sebagai raja, sebab ia merupakan orang pertama yang merintis perkampungan tersebut ). Sehingga ia dan keturunannya ( ahli waris ) akan selalu dihormati sepanjang perjalanan masa (sampai saat ini ), bahwa keturunan tersebut akan tetap di sebut sebagai keturunan Sipukka Huta.

Artikulasi raja dalam kultur tapanuli tidak seperti arti harafiahnya (bahasa indonesia umumnya) yang memaknai raja sebagai penguasa yang memiliki kekuasaan, pasukan dan istana kerajaan.

Arti raja dalam bahasa tapanuli adalah sebagai sosok (figur) yang sangat dihormati dan dipandang tinggi dan sangat disegani. Yaitu orang yang memiliki otoritas untuk memberi berkat-berkat (petuah) dan juga bisa mendatangkan kutuk-kutuk bagi orang-orang yang diserapahinya.

Demikian halnya dengan Silahi Sabungan. Ketika ia membuka perkampungan bagi keturunannua di Huta Lahi ( kemudian disebut sebagai Silalahi Nabolak , Pakpak , Dairi ), maka ia dipanggil dengan Raja Silahi Sabungan. Dan keturunnanya disebut keturunan (bah.tapanuli=Pomparan) Raja Silahi Sabungan.

Sejak dahulu kala, keturunan Raja Silahi Sabungan kemudian mendiami perkampungan Huta Lahi. Masing-masing marga keturunannya memiliki satu lahan perkampungan. Penamaan perkampungan itu sesuai dengan penamaan marga keturunannya. Selain itu, dahulu kala seorang kepala atau Raja Sipukka Huta akan mengadakan pesta besar dengan mengundang kerabat-kerabat dan tetangga kampung untuk merayakan sekaligus mendeklarasikan keberadaan mereka di tanah dan perkampungan tersebut. Dengan demikian , pihak-pihak lain tidak dapat seenaknnya untuk menguasai atau mendiami wilayah tersebut.

Sampai saat ini, keturunan Raja Silahisabungan masih dapat menikmati peninggalan nenek moyang Raja Silahi Sabungan di Silalahi Nabolak, yaitu tanah peninggalan yang diberi nama sesuai dengan penamaan marga-marga keturunan Raja Silahi Sabungan.Kemudian para keturunan ini, saat ini membuat Tugu Makam Raja Silahi Sabungan (Tumaras) sebagai lambang dan pengharagaan kepada nenek moyang mereka di Silalahi Nabolak. Dan setiap tahunnya, para keturunan ini mengadakan pesta besar (bah.tapanuli=Bolon) atau Luhutan Bolon untuk menghormati leluhur mereka. Sementara ini, secara bergantian para marga-marga keturunannya secara bergantian sebagai pelaksana perhelatan (Luhutan Bolon) tersebut.

Silahi Sabungan adalah seorang yang sakti. Ia sering mengembara dan mengadu kekuatan ilmu kesaktian sampai ke Simalungun, Samosir dan Karo. Sebagai upah kesaktiaanya mengobati seorang putri raja marga Manurung di Sibisa , Samosir, kemudian ia menikahi putri tersebut. Kemudian dari putri tersebut melahirkan seorang putra lagi dan diberi nama Tambun Raja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

5 Orang Keren

5 Orang Keren

I am watching TV

I am watching TV

Bola Real Madrid

Bola Real Madrid